Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Becak: Jangan Sampai Kita Dikejar Satpol PP Lagi kayak Maling

Kompas.com - 13/03/2018, 18:06 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tukang becak di Pasar Telukgong, Jakarta Utara, mengaku senang operasi penertiban becak sudah jarang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sebab, kata mereka, razia tentu mematikan sumber penghasilan mereka. Sertani misalnya, laki-laki yang menarik becak sejak 1975 ini terpaksa pulang kampung setiap razia digelar.

"Ya terpaksa pulang kalau razia. Habis, di sini nyari becak enggak ada lagi, sudah pada ketakutan, yang ada juga dikandangin enggak boleh narik, terpaksa pulang," kata Sertani saat ditemui pada Selasa (13/3/2018).

Tak sedikit pula tukang becak yang memilih menyembunyikan becaknya dan pulang ke kampungnya. Ketika razia selesai, barulah mereka kembali menarik becak.

Menurut Sertani, hal itu dilakukan supaya becak-becak mereka tidak disita. "Enggak bisa ngomong apa-apa kalau sudah diambil, enggak boleh, dilarang kalau mau ambil lagi," katanya.

Baca juga : Penarik Becak: Sekarang Ada Ojek Online, Saya Bingung Penumpang Sepi

Sementara itu, tukang becak lainnya yang bernama Karmo, merasa diperlakukan tidak adil apabila ia dan kawan-kawannya dirazia.

"Jangan sampai kita lagi-lagi dikejar. Kita kalau bayangin tukang becak dikejar satpol PP tuh kayak maling," katanya.

Watim, tukang becak lainnya, menyatakan bahwa razia sudah mulai jarang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. "Ya setelah Anies naik itu lah mulai jarang (razia), kira-kira habis tahun baru," katanya.

Sementara itu, kata dia, sebelumnya, razia digelar hampir setiap hari. Akibatnya, tak jarang ia pulang dengan tangan kosong saat razia digelar.

"Kadang-kadang tuh razia pagi-pagi, kita baru dapat satu penumpang atau belum dapat penumpang juga sudah kena garuk. Ya akhirnya pulang-pulang mesti lapar karena kena garuk," kata Sertani.

Baca juga : Tukang Becak Terdaftar Minta Pemprov DKI Tertibkan Tukang Becak Ilegal

Untuk menghindari diadakannya penertiban, Watim pun mengajak para tukang becak mengikuti aturan yang sudah disepakati, misalnya mendaftarkan diri di Dinas Perhubungan DKI atau tidak mengetem di pinggir jalan raya.

"Sekarang kan sudah ada aturannya, enggak boleh mangkal di jalan raya itu kan sudah dikasih tahu, tetapi, kalau tukang becaknya badung, tetap mangka di jalan raya, itu bukan salahnya pemerintah atau satpol PP, itu kesalahan kita-kita," kata Watim.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat mengeluarkan wacana mengizikan becak beroperasi di jalan-jalan kampung di Ibu Kota.

Kompas TV Berikut laporan Jurnalis Kompas TV Vicky Kuen dan juru kamera Sigit Rilo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com