Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Tukang Becak soal Wacana Becak Listrik

Kompas.com - 12/03/2018, 16:15 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pengadaan becak listrik bagi tukang-tukang becak di Jakarta direspons beragam sebagian penarik becak.

Sejumlah tukang becak yang ditemui di Teluk Gong, Jakarta Utara pada Senin (12/3/2018), umumnya mengaku kurang tertarik terhadap wacana tersebut.

Sohibin misalnya, laki-laki yang sudah 23 tahun menjadi tukang becak ini mengaku tak tertarik dengan konsep becak listrik karena dianggapnya terlalu modern.

"Kalau saya sih mending becak yang biasa karena itu kan pakai listrik kan susah juga kadang-kadang kalau ada penumpangnya terus (listriknya) mati kita kan bingung juga nanti," kata Sohibin.

Baca juga : Becak Listrik Pemberian Hanafi Rais Dipajang di Samping Jak Bistro

Ia juga memilih becak konvensional karena khawatir akan harga becak listrik. Menurut Sohibin, harga becak yang dipakainya mencari nafkah sehari-hari lebih kurang Rp 1,5 juta.

Sementara itu, biaya memodifikasi becak menjadi becak listrik bisa mencapai belasan juta rupiah.

"Ini kan cuma sejuta lebih, enggak sampai dua juta, Rp 1,5 juta lah ya. Kalau modifikasi begitu kan berkali-kali lipat biayanya," kata dia.

Karmo, penarik becak lainnya, mengaku tak tertarik dengan becak listrik karena merasa sudah nyaman dengan becak konvensional.

"Saya enggak tahu yang namanya becak listrik, saya tahunya becak itu ya becak seperti ini. Dulu ada becak motor yang ada justru bikin macet jalanan juga," ucap Karmo.

Ia berpendapat, becak listrik tidak perlu diterapkan di Jakarta. Baginya, penataan tukang becak saja sudah cukup untuk membuat lalu lintas lebih tertib.

Ia sepakat jika becak diatur hanya boleh mangkal di jalan-jalan kecil, atau tidak beroperasi di jalan raya.

Senada dengan Karmo, Yano menilai bahwa becak listrik tidak terlalu diperlukan karena para tukang becak tidak mungkin mengambil penumpang yang tujuannya terlalu jauh.

"Kalau soal mengayuh ya semua tukang becak pasti bisa mengayuh. Mereka juga enggak mungkin nganter yang tujuannya jauh, pasti disesuaikan sama kekuatan," ucap Yano.

Baca juga : Becak Listrik, Wacana Sandiaga yang Ditanggapi Putra Amien Rais...

Sebelumnya, politikus Partai Amanat Nasional Hanafi Rais memberikan sebuah prototipe becak listrik kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut Hanafi, becak listrik dapat menjadi solusi bagi para tukang becak yang umumnya sudah berumur.

"Kita ingin mereka mencari pendapatan yang halal dengan cara yang manusiawi. Sehingga kita hadirkan becak bertenaga listrik," kata Hanafi kepada wartawan di Kebayoran, Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Atas usulan ini, Anies menyambut baik. Menurut Anies, saat ini tren transportasi telah berubah. Kendaraan ramah lingkungan dan hemat energi menjadi tren baru transportasi umum.

Meski demikian, Anies akan mengatur terlebih dahulu peraturan daerah sebagai payung hukum kebijakaan becak listrik tersebut.

Kompas TV Pemprov DKI Jakarta akan memperbolehkan kembali pengoperasian becak di wilayah DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com