JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah hampir 30 tahun, Safei menggantungkan hidupnya di atas perahu seluas 2x10 meter.
Hampir setiap hari, ia melayani puluhan hingga ratusan pengendara motor yang menumpangi perahu eretan untuk menyeberangi Kali Cagak, Jakarta Utara.
Safei mulai menarik perahu eretan pada 1989.
Ia mengaku saat itu hanya meneruskan pekerjaan yang diwariskan seorang temannya.
"Kami, mah, dulu cuma meneruskan saja pekerjaan teman, keterusan sampai sekarang. Lagipula saya enggak tahu juga mau kerja apa lagi," kata Safei saat ditemui Kompas.com, Kamis (15/3/2018).
Baca juga: Sensasi Menyeberang dengan Perahu Eretan di Muara Karang...
Safei bukan satu-satunya awak yang mengoperasikan perahu eretan.
Ia menuturkan, ada 7 orang lainnya yang bergantian menjadi 'nakhoda' perahu eretan. Safei menarik perahu eretan pukul 12.00-16.00.
Puluhan tahun menarik eretan, Safei dan teman-temannya tinggal di sebuah gubuk yang tidak jauh dari lokasi perahu eretan.
Safei juga harus rela hidup terpisah dengan keluarganya.
Baca juga: Pengendara Sepeda Motor Pilih Naik Eretan demi Hindari Macet
Setiap harinya, Safei bisa mendapat uang hingga ratusan ribu rupiah. Setiap pengendara motor hanya dikenakan ongkos Rp 2.000 untuk menyeberangi Kali Cagak. Tak jarang, pengendara motor memberi uang lebih untuknya.
Dari penghasilannya, Safei bisa menyekolahkan kedua anaknya. Saat ini, anak pertamanya duduk di kelas 3 MTS dan anak keduanya duduk di kelas 1 MTS.
"Di sini, kan, kami hidup bareng-bareng, jadi harus dibagi juga. Kadang kalau perahu bocor atau rusak, ya, kami ganti pakai uang itu juga," ujarnya.
Safei selalu mengutamakan keselamatan penumpang saat menarik perahu eretan.
Oleh sebab itu, ia tidak mengoperasikan eretan ketika hujan turun atau ketinggian air meningkat.
Baca juga: Mookervaart Bersih, Eretan Berjaya
Safei menceritakan pengalamannya saat beberapa penumpang mengalami musibah saat naik eretan.
"Kalau terpeleset terus nyebur, ya, pasti ada saja, yang hanyut sampai pinggir kali juga ada. Alhamdulillah semua selamat," kata Safei.
Satu-satunya hal yang ia keluhkan saat menarik eretan adalah banyaknya sampah yang mengambang di Kali Cagak.