JAKARTA, KOMPAS.com - Membudidayakan sayuran ternyata bisa dilakukan di rumah sendiri. Warga Jalan Swadaya, Jakarta Timur, misalnya, mereka membudidayakan kangkung dan pakcoy secara hidroponik di tengah kota.
Pertanian perkotaan (urban farming) digeluti komunitas Petani Kerabat Pulo Kambing (PKPK) di wilayah itu sejak 2014.
"Kita pilih kangkung dan pakcoy karena banyak yang suka selain itu cepat panen. Kangkung hanya butuh 15 sampai 24 hari untuk panen. Pakcoy sedikit lebih lama yakni 30 sampai 40 hari," ucap Dini Nurdiani (30), pengurus PKPK saat ditemui Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga : Berkat Urban Farming, Warga Cempaka Putih Tinggal Petik Sayuran dan Buahan
Dini ketika itu tengah menyemai bibit kangkung di atap Rumah Kreatif Bersatu Nusantara (RKBN), tempat mereka berkegiatan urban farming. Di atas atap itu, ada empat "frame A" untuk penanaman berdiri.
"Ini media tanamnya ada 'A frame' di mana satu 'frame' terdiri dari 270 lubang. Bisa untuk kangkung, pakcoy dan endive," ucap Dini.
Baca juga : Supermarket dan Hotel Mulai Lirik Hasil Urban Farming di Kelurahan Cempaka Putih Timur
Per kilonya, kangkung dihargai Rp 16.000 dan pakcoy seharga Rp 30.000. Selain ke konsumen langsung, biasanya sudah ada agen sayuran yang mengantre untuk membeli hasil panen mereka.
"Memang belum sama peralatan lain, tetapi itu bisa jadi kegiatan di rumah dan menjadi penyegar suasana di rumah. Hasilnya bisa dinikmati sendiri," ucap Dini.
Menurut Dini, kelompok pertanian kota ini kerap didatangi warga yang ingin berlajar urban farming. Mereka ingin tahu bagaimana cara bercocok tanam di tengah lahan yang sempit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.