Sandi kemudian menggoda mereka dengan "mengadu" kepada ibunya.
"Uh banyak, Mam," kata Sandiaga.
Ada alasan mengapa Sandiaga mengatakan hal seperti itu kepada ibunya. Mien Uno-lah sosok yang membuat Sandiaga menjadi berani bicara di depan publik.
"Saya itu datang ke pakarnya, Bu Mien. Sama Bu Mien saya di-training," ujar Sandiaga.
Latihan-latihan bersama Mien Uno membuat Sandiaga percaya diri seperti sekarang. Kini, hampir setiap hari Sandi harus berbicara di depan publik.
Ia ingin para finalis Abang None mendapatkan bekal yang sama sepertinya.
"Kalian harus dapat pembekalan bagaimana kisi-kisi, contoh public speaking, supaya confident," ujar Sandiaga.
Pesan ibunda
Sejak dulu, dukungan dari ibunda yang menemani perjalanan Sandiaga Uno, termasuk ketika dia masuk ke dunia politik.
Pada hari pencoblosan, hal yang dilakukan Sandiaga adalah datang ke rumah orangtuanya untuk memohon doa.
Ketika itu, Mien mengatakan, selama ini Sandiaga sudah cukup berusaha. Sambil berurai air mata, dia meminta Sandi untuk memasrahkan saja hasil pilkada kepada Tuhan.
"Sudah waktunya kita semua berserah, kita sudah berjuang, melakukan banyak hal, kita sampai pada hari ini. Niat kamu kan baik, kamu tidak boleh tidak menepati janji," kata Mien sambil menepuk pundak Sandiaga.
Inspirasi Sandi
Sandi pernah bercerita tentang kehidupan keluarga mereka selama ini. Ayah Sandi mengalami manik depresif yang membuatnya tidak bisa banyak bekerja. Sandi mengatakan, kondisi itu membuat ayahnya tidak bisa terlalu fight untuk karier yang lebih baik.
Dalam kondisi seperti itu, kata Sandiaga, Mien Uno mengambil peranan penting dalam keluarga. Mien seolah menjadi tulang punggung yang membantu ayahnya dalam kondisi manik depresif.