Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Masjid Ramlie Musofa, Masjid bak Taj Mahal di Sunter

Kompas.com - 26/05/2018, 16:06 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bangunan berpelitur putih itu berdiri menjulang di tengah deretan rumah-rumah besar di Jalan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara.

Bangunan berlantai tiga itu mempunyai sebuah kubah berukuran besar yang dikelilingi sejumlah tiang-tiang kecil. Bagian luarnya dihiasi ornamen ukiran khas Arab.

Sepintas, bangunan itu tampak seperti Taj Mahal yang termahsyur di India sana. Namun, bangunan yang berada di seberang Danau Sunter itu rupanya sebuah masjid bernama Masjid Ramlie Musofa.

Pengurus Masjid Ramlie Musofa Sofian mengatakan, arsitektur masjid tersebut memang sengaja dibuat mirip Taj Mahal.

"Idenya memang kita ambil dari Taj Mahal. Tetapi, mengapa Taj Mahal? Karena yang kita ambil dari Taj Mahal itu filosofinya," kata Sofian saat ditemui Kompas.com, Sabtu (26/5/2018).

Baca juga: Al Osmani, Masjid Tertua di Medan yang Arsiteknya Orang Jerman

Sofian mengatakan, pendiri Masjid Ramlie Musofa terinspirasi dari kisah berdirinya Taj Mahal yang menjadi monumen lambang cinta seorang raja terhadap istrinya.

"Pendiri pun berharap masjid ini sebagai lambang cinta beliau terhadap Allah SWT yang pertama, lambang cinta beliau terhadap Islam yang kedua, lambanh cinta beliau terhadap keluarga yang ketiga," kata Sofian.

Tangga menuju pintu masuk Masjid Ramlie Musofa yang dihiasi pahatan Surat Al Fathihah dalam tiga bahasa di kedua sisinya.KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Tangga menuju pintu masuk Masjid Ramlie Musofa yang dihiasi pahatan Surat Al Fathihah dalam tiga bahasa di kedua sisinya.

Adapun nama Ramlie Musofa yang digunakan masjid tersebut juga berasal dari inisial keluarga pendirinya, yaitu Ra untuk Ramli Rasidin dan Lie untuk nama sang istri, Lie Njok Kim.

Sementara itu, Mu berasal dari nama Muhammad sang anak pertama, So dari Sofian si anak kedua, dan Fa dari kata Fabian, nama anak ketiga.

Aksara Cina

Selain arsitektur yang menyerupai Taj Mahal, Masjid Ramlie Musofa mempunyai keunikan lain yaitu adanya kaligrafi surat Al Quran di dinding-dindingnya.

Uniknya, surat tersebut dipahat dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Mandarin.

Sofian mengatakan, aksara Cina dihadirkan untuk menandakan bahwa masjid tersebut didirikan oleh keturunan Tionghoa.

Bacaan Surat Al Fathihah dalam Bahasa Indonesia, Arab, dan Mandarin dipahat di salah satu dinding di Masjid Ramlie Musofa, Jakarta Utara, Sabtu (26/5/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Bacaan Surat Al Fathihah dalam Bahasa Indonesia, Arab, dan Mandarin dipahat di salah satu dinding di Masjid Ramlie Musofa, Jakarta Utara, Sabtu (26/5/2018).

Di samping itu, kata Sofian, keberadaan kaligrafi surat Al Quran berbahasa Mandarin juga ditujukan memudahkan turis asal Cina yang ingin memahami Islam.

"Mereka langsung paham dengan Bahasa Mandarin bahwa Islam itu mengajarkan kebaikan, mengajarkan kedamaian, memperingatkan tentang adanya hari akhir," kata Sofian.

Baca juga: Perjuangan Takmir Masjid Menyiapkan Air Bersih di Tengah Kekeringan

Sofian menceritakan, masjid tersebut memang bukan tempat beribadah semata melainkan telah menjadi salah satu objek wisata.

Pihaknya terbuka kepada siapa pun yang ingin berkunjung ke sana.

"Kita open kok dengan agama lain, (mereka) sering ke mari bersama pemuka agama lain. Mereka sering datang berkunjung buat silaturahim sekalian foto-foto," kata Sofian.

Masjid Ramlie Musofa buka setiap hari sejak waktu Subuh hingga malam hari sekira pukul 21.30. "Tergantung pengunjung selesai foto-foto," kata Sofian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com