Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugu Monas, Kebanggaan Jakarta dengan Sejuta Makna

Kompas.com - 28/06/2018, 08:04 WIB
Jessi Carina,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu ikon kebanggaan Jakarta adalah Monumen Nasional (Monas). Berdiri di atas lahan seluas 80 hektar, Tugu Monas memiliki sejuta makna di dalamnya.

Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas Munjirin mengatakan, bentuk fisik Monas menggambar filosofi 17 Agustus 1945, hari kemerdekaan Indonesia.

"Karena dari pelataran ke cawannya itu tingginya 17 meter," kata Munjirin di Monas, Selasa (25/6/2018).

Bulan Agustus dilambangkan dengan angka 8. Ruang Museum Sejahtera memiliki luas 80 kali 80 meter.

Baca juga: Mendengar Suara Asli Bung Karno Dalam Hening di Monas...

Kemudian, pelataran tugu Monas memiliki luas 45 x 45 meter yang menandakan tahun kemerdekaan Indonesia.

Ketinggian tugu mencapai 132 meter. Munjirin menjelaskan, tugu dibuat begitu tinggi dengan makna perjuangan berat rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

"Kemudian di puncaknya ada emas yang seperti lidah api yang tak kunjung padam," ujar Munjirin.

Ia menjelaskan, hal itu melambangkan pengorbanan bangsa Indonesia yang tidak akan pernah padam.

Lidah api yang berada di puncak Monas terbuat dari perunggu yang dilapisi emas. Menurut Munjirin, awalnya emas yang digunakan hanya 35 kilogram. Kemudian, ketika Indonesia memasuki usia ke-50 tahun pada 1995, emasnya ditambah 15 kilogram.

Dengan demikian, total emas yang melapisi lidah api itu kini seberat 50 kilogram.

Patung pemberian

Miniatur lidah api tugu Monas yang ada di Museum Sejarah Nasional. Foto diambil pada Selasa (25/6/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Miniatur lidah api tugu Monas yang ada di Museum Sejarah Nasional. Foto diambil pada Selasa (25/6/2018).
Di kawasan Monas, terdapat patung-patung pahlawan Indonesia. Pertama adalah patung Pangeran Diponegoro yang terletak di sisi utara Monas.

Munjirin mengatakan, patung itu pemberian dari orang Italia dan pantung tersebut dibuat di negara itu. Patung tersebut mulai dipasang di Monas tahun 1964.

Di sisi utara juga terdapat patung Chairil Anwar.

Di sisi timur, terdapat patung RA Kartini yang merupakan pemberian dari pemerintahan Jepang. Karena itu terdapat aksara Jepang dalam ukiran patung tersebut.

Di sisi barat, terdapat patung Mohamad Husni Thamrin.

Sementara itu di sisi selatan, ada Monumen Ikada yang menggambarkan lima sosok pemuda. Mereka bersama-sama memancangkan bendera merah putih.

Baca juga: Sambut Asian Games, Akan Ada Pertunjukan Video Mapping di Monas

"Diletakan di sini karena memang dulu digelar rapat Ikada di tempat ini," kata dia.

Sejumlah patung yang ada di Monas itu merupakan pemberian dari seniman mancanegara. Menurut Munjirin, hal itu sekaligus menggambarkan hubungan diplomatik Indonesia yang baik dengan negara-negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com