Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Atribut Polisi Dijual Bebas di Pasaran?

Kompas.com - 16/07/2018, 20:32 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, tidak ada aturan baku yang mengatur tentang boleh tidaknya penjualan atribut polisi di pasaran.

Ia mengatakan, Polda Metro Jaya memiliki koperasi yang menjual atribut polisi. Koperasi tersebut dikelola Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya.

Kompas.com mencoba mendatangi koperasi yang terletak di antara kompleks Gedung Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan lapangan Sabhara Polda Metro Jaya tersebut.

Baca juga: Hindari Polisi Gadungan, Ini Hak Pengguna Jalan Ketika Razia

Di tempat itu, dijual berbagai atribut polisi mulai dari bet atau emblem seragam polisi, topi polisi, sepatu tunggang, hingga tanda pangkat polisi.

Atribut polisi yang dijual di koperasi yang dikelola Ditsabhara Polda Metro Jaya. Foto diambil pada Senin (16/7/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Atribut polisi yang dijual di koperasi yang dikelola Ditsabhara Polda Metro Jaya. Foto diambil pada Senin (16/7/2018).
Harganya bervariasi. Mulai dari emblem seharga Rp 15.000 hingga tanda pangkat yang mencapai Rp 170.000 per buahnya.

Seorang penjaga koperasi mengatakan, tidak ada aturan mengenai pihak mana saja yang boleh membeli atribut polisi tersebut.

Baca juga: Selain Pungli, Polisi Gadungan di JLNT Casablanca Minta Pengendara Push Up

Hanya saja, pihaknya akan meminta Kartu Tanda Anggota (KTA), jika ada yang membeli atribut tertentu seperti kalung penyidik berlencana polisi. 

Koperasi yang dikelola Ditsabhara Polda Metro Jaya yang menjual berbagai atribut polisi. Foto diambil pada Senin (16/7/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Koperasi yang dikelola Ditsabhara Polda Metro Jaya yang menjual berbagai atribut polisi. Foto diambil pada Senin (16/7/2018).
"Kami punya barang dengan kualitas yang baik karena kami beli dari Ciputat. Tapi kalau permintaan sedang banyak kami juga beli dari Pasar Senen," ujar penjaga koperasi, Senin (16/7/2018).

Atribut polisi dari koperasi ini juga menjadi langganan penjahit Polda Metro Jaya binaan Ditsabhara Polda Metro Jaya.

Baca juga: Polisi Gadungan di JLNT Casablanca Biasa Beraksi Jelang Maghrib

Jangan disalahgunakan!

Argo mengatakan, pihaknya tidak dapat mengontrol jual beli atribut polisi di pasaran.

Namun, ia mengimbau agar atribut-atribut tersebut tidak disalahgunakan.

"Kalau orang beli alasannya untuk koleksi siapa yang bisa melarang? Kalau mereka beli sepatu tunggang dengan alasan sepatu itu lebih awet, apa itu salah?" kata Argo.

Baca juga: Atribut Polisi Gadungan JLNT Casablanca Dibeli di Pasar Senen

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Senin (12/2/2018).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Senin (12/2/2018).
"Di luar sana banyak yang jual kain seragam polisi, mereka tinggal jahit dan jadilah seragam polisi itu. Yang penting adalah jangan disalahgunakan untuk tindakan kriminal," tambah dia. 

Argo menyadari modus kejahatan dengan mengaku polisi marak terjadi.

Meski demikian, ia memastikan akan menindak tegas penyalahguna identitas tersebut.

Baca juga: Polisi Gadungan di JLNT Casablanca Ditetapkan sebagai Tersangka

"Kalau hanya untuk koleksi ya silakan, tetapi kalau sampai atribut itu digunakan untuk kejahatan, ya akan saya tindak," ujarnya. 

Ilustrasi baju polisi.KOMPAS/RATIH PRAHESTI SUDARSONO Ilustrasi baju polisi.
Sebelumnya, Joseph Anugerah ditangkap pada Minggu (15/7/2018) karena terbukti melakukan penipuan dengan berpura-pura menjadi polisi di Jalan Layang Nontol (JLNT) Casablanca, Jakarta Selatan.

Ia menggunakan atribut mirip polisi dan memberhentikan kendaraan yang melanggar dan melakukan pungutan liar atau pungli.

Baca juga: Polisi Gadungan Ditangkap Saat Diduga Pungli di JLNT Casablanca

Joseph mengaku membeli atribut polisi itu di Pasar Senen, Jakarta Pusat, dan Bandung, Jawa Barat, untuk mengecoh korbannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com