Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KRL Masih Bisa Pakai Tiket Kertas yang Dibeli Saat Pergi

Kompas.com - 23/07/2018, 17:55 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penumpang kereta rel listrik (KRL) bisa tetap menggunakan tiket kertas yang sebelumnya telah dibeli di stasiun KRL untuk melakukan perjalanan menggunakan kereta.

Sebelumnya, saat pembaharuan sistem tiket elektronik di stasiun KRL, Senin (23/7/2018), penumpang membeli tiket kertas untuk perjalanan pulang dan pergi.

"Jadi tidak bisa dikembalikan, tapi bisa digunakan dalam perjalanan," ujar Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Wiwik Widayanti dalam konfrensi pers terkait pembaharuan sistem tiket elektronik di Kantor PT KCI, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat Senin sore.

Baca juga: Sistem Tiket Elektronik Normal, Penumpang Keluhkan Antrean Numpuk di Loket THB Stasiun Manggarai

Penumpang hanya perlu menunjukkan tiket kertas kepada petugas di gate masuk. Hal sama juga harus dilakukan para penumpang ketika berada di stasiun tujuan untuk bisa ke luar stasiun.

VP Corporate Communication KCI Eva Chairunisa mengatakan, pihaknya telah meminta agar petugas tiket menolak ketika penumpang membeli tiket kertas pulang pergi.

Hal itu dikarenakan KCI meyakini bahwa pembaharuan sistem tiket elektronik akan selesai Senin siang.

"Petugas sudah sampaikan informasi bahwa siang sudah akan diberlakukan, tapi mereka mungkin prepare. Kalau tiket ini dikembalikan tidak bisa, tapi pada prosesnya kan yang bersangkutan pakai jalan. Jadi tunjukan ke petugas, nanti akan digunakan kartu master dan penumpang bisa masuk," ujar Eva.

Baca juga: Tiket Elektronik KRL Sudah Bisa Digunakan di Semua Stasiun

Sejak Sabtu pekan lalu, PT KCI melakukan pembaharuan sistem tiket elektronik di semua stasiun se-Jabodetabek.

Adapun pembaharuan sistem masih berlangsung hingga Senin pagi. Hal tersebut membuat antrean penumpang mengular karena para penumpang KRL harus mengantre membeli tiket kertas guna perjalanan menggunakan KRL.

Senin siang, tiket elektronik sudah bisa digunakan di 79 stasiun se-Jabodetabek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com