Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kali Item, Anies Minta Staf Khusus Tak Ganggu dengan Opini

Kompas.com - 27/07/2018, 14:47 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta agar upayanya menangani Kali Item di sebelah Wisma Atlet Kemayoran tidak diganggu dengan opini-opini yang tak perlu.

"Jangan ganggu mereka yang bekerja itu dengan statement-statement dari staf khusus yang tidak bekerja di lapangan, yang tidak bekerja membereskan masalah, tapi justru memperumit opini," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Baca juga: Saat Anies Kritik Pemerintahan Terdahulu dan Media soal Kali Item

Menurut Anies, yang dibutuhkan saat ini adalah kerja sama di lapangan antara Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian PUPR.

Ia mengatakan, kerja sama ini hanya bertujuan untuk membuat bau dan pemandangan Kali Item tak mengganggu atlet yang menginap di Wisma Atlet Kemayoran.

"Saya mengharapkan kepada semua, mari kita teruskan kerja bersama ini. Karena bagaimana pun juga ini adalah, kita semua adalah pemerintah. Aturannya saja yang dibagi-bagi, ada yang namanya pusat, provinsi, ada namanya kabupaten, ada yang namanya kota," ujar Anies.

"Tapi, sesungguhnya kita semuanya adalah pemerintah dan kita semua bertanggung jawab membuat Indonesia lebih baik, memastikan semua berjalan dengan baik," lanjut dia.

Baca juga: Sejak Zaman Soeharto Kali Item Sudah Kotor, Jangan Salahin yang Bikin Tempe

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang Air dan Sumber Daya Air Firdaus Ali menyatakan, pihaknya turut menangani Kali Item di samping Wisma Atlet Kemayoran. Sebab, upaya penanganan yang dilakukan DKI masih kurang selama ini.

"Jadi begini, kalau Pemprov DKI Jakarta butuh bantuan untuk menangani kali item itu, pemerintah pusat pasti akan turun tangan," kata Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang Air dan Sumber Daya Air, Firdaus Ali, ketika dihubungi wartawan, Jumat (27/7/2018).

Menurut Firdaus, pihaknya menurunkan pompa untuk menambah debit air yang bisa menggelontorkan aliran Kali Item yang bau dan berwarna hitam. Firdaus mengatakan, perhelatan Asian Games yang tinggal 24 hari lagi membuat pihaknya turun tangan meski tak diminta Pemprov DKI.

"Kita enggak mau menampilkan wajah yang ini.... Kita pemerintah pusat selalu open...," ujar Firdaus.

Adapun upaya yang dilakukan Pemprov DKI selama beberapa bulan terakhir antara lain pemasangan pagar tanaman, penerapan teknologi nano bubble, hingga pemasangan waring untuk menutupi baunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com