Rekomendasi
Bersama dengan Bea Cukai, BNN harus melakukan penguatan di bidang interdiksi udara mengingat Indonesia adalah negara dengan jumlah penerbangan Internasional yang tinggi.
Penguatan interdiksi udara dilakukan dengan cara pendataan pengiriman paket dari negara-negara sumber dan negara-negara yang berpotensi sebagai sumber narkoba agar menjadi bahan analisis intelijen.
Data tersebut dapat dikomparasi dengan paket yang berisi narkoba. Semakin banyak data maka akan memudahkan bahan analisis untuk menemukan pengiriman paket narkoba dari negara-negara tersebut.
Pengecekan paket dari negara-negara yang mempunyai riwayat dalam pengiriman paket narkoba juga penting dilakukan dengan menggunakan peralatan narco-test yang berteknologi tinggi. Alat yang dapat mendeteksi partikel atau senyawa narkoba seperti yang dilakukan petugas di bandara-bandara besar.
Selain itu upaya koordinasi dan intelijen sharing dengan negara-negara yang menjadi sumber paket narkoba tersebut harus dilakukan untuk mengungkap lebih jauh jaringan para penyelundup narkoba melalui udara tersebut.
Indonesia adalah negara pasar narkoba. Artinya, Indonesia adalah korban dari perdagangan gelap narkoba.
Indonesia-lah yang harus aktif menuntut negara-negara sumber narkoba yang menjadi eksportir narkoba. Dengan dukungan data yang akurat, Indonesia seharusnya dapat berbuat lebih dan melakukan intervensi ke negara-negara tersebut.
BNN juga sudah seharusnya melakukan penempatan petugas BNN di bandara-bandara internasional yang bertugas melakukan pengumpulan data, analisis data, dan masukan atau rekomendasi kebijakan terhadap lalu lintas barang dan orang di bandara tersebut.
Upaya ini penting karena setiap bandara mempunyai sistuasi yang berbeda sehingga sistem penanganan penyelundupan juga akan berbeda.
Selain berupa kiriman paket barang, penyelundupan juga dilakukan oleh penumpang. Mereka menyembunyikan dengan berbagai cara di dalam tubuh mereka. Analisis terhadap penumpang juga harus dilakukan untuk menangani persoalan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.