Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Ojek "Online" Batal Saat Pembukaan Asian Games untuk Jaga Nama Baik Indonesia

Kompas.com - 16/08/2018, 21:02 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi 188 yang akan dilakukan oleh pengemudi ojek online pada pembukaan pagelaran Asian Games 2018 tanggal 18 Agustus mendatang dibatalkan dengan alasan menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.

Penanggung jawab aksi 188 Yohannes Ben mengatakan, nama baik Indonesia di mata Internasional lebih penting dibandingkan tuntutan kenaikan tarif pengemudi ojek online per kilometer.

"Kita sebagai anak bangsa memang memikirkan perut, tapi kami juga ingin menjaga nama baik Indonesia. Oleh karena itu, kami memutuskan mundur dan memikirkan rencana aksi selanjutnya," tutur Yohannes di Kantor Sekretariat Garda, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).

Baca juga: Garda Sebut Demo Ojek Online Saat Pembukaan Asian Games Ditunda

"Ojek online Indonesia ini lebih memiliki jiwa besar daripada aplikator kapitalis dan pecundang. Kita mengalah bukan berarti kalah," sambungnya.

Ia mengaku pemerintah telah membantu dengan berperan sebagai mediator antara pengemudi dan aplikator ojek online.

"Kita sudah tau pemerintah sudah membantu. Kita sudah difasilitasi oleh Kementerian Perhubungan dan Direktorat Intelijen Keamanan (Intelkam) Polda Metro Jaya untuk bertemu aplikator. Tapi, mereka tetap bersikukuh tidak menaikkan tarif," ucapnya.

Oleh karena itu, Yohannes menuturkan walaupun harus ditunda pelaksanaanya, aksi 188 tetap menjadi awal dari sebuah perjuangan pengemudi ojek online untuk menuntut keadilan dan kesetaraan tarif.

"188 bukan akhir dari segala langkah perjuangan kita selama ini. 188 adalah awal dari perjuangan kita yang lebih keras lagi, lebih militan dan simultan pada waktu ke depan," ucap Yohannes.

Baca juga: Demo Ditunda, Garda Sebut Ojek Online Akan Off Bid pada 18 Agustus

Diberitakan sebelumnya, sejumlah pengemudi ojek online berencana menggelar demo saat pembukaan Asian Games 2018 pada 18 Agustus mendatang atau dikenal dengan sebutan aksi 188.

Aksi 188 rencananya akan mengusung dua tuntutan utama. Tuntutan pertama adalah mengembalikan tarif normal ojek online.

Tahun 2012-2015 tarif per kilometer adalah Rp 3.000, sedangkan saat ini tarif telah diturunkan menjadi Rp 1.200 per kilometer.

Tuntutan kedua adalah meminta pemerintah untuk segera menerbitkan payung hukum bagi para ojek online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com