Pemilik kendaraan keberatan karena tak sanggup jika harus membeli armada baru.
Selain itu, Ahok meyakini bus yang beroperasi memang sudah tak laik jalan dan dikendarai ugal-ugalan.
Salah satu insiden yang terjadi di zaman Ahok, sebuah metromini menabrak ibu dan anak di Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat pada 16 Desember 2015. Akibatnya, sang anak meninggal dunia di tempat dan sang ibu menderita koma.
Baca juga: Rahasia Kecepatan Ganti Baju Tarian Pembukaan Asian Games
Beberapa hari sebelumnya, Metromini menerobos jalur rel kereta di palang Tubagus Angke. Sebanyak 18 orang tewas dalam insiden tersebut.
Ahok yang kala itu sudah bersiap untuk perhelatan Asian Games 2018, membuka rute-rute yang dilayani Metro Mini dan Kopaja untuk mematikannya secara perlahan.
Ia bahkan berjanji, saat Asian Games 2018, tak ada lagi Metro Mini dan Kopaja jelek.
"Nanti semua tamu Asian Games (tahun 2018) datang ke Jakarta enggak ada lagi lihat Metromini jelek di Jakarta," kata Ahok Desember 2016.
Nasibnya kini...
Pada akhirnya, Pemprov DKI Jakarta menoleransi keberadaan Metromini dan Kopaja. Toh, jumlahnya semakin sedikit.
Beberapa kali mereka melakukan aksi lantaran trayeknya diserobot Transjakarta padahal mereka punya izin yang diperpanjang.
Baca juga: Inikah Stuntman Jokowi di Video Moge Pembukaan Asian Games?
Mereka tak sanggup membeli kendaraan baru dan memilih menjual armadanya menjadi rongsokan dan alih usaha.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan pihaknya sebenarnya bisa saja mengandangkan bus-bus yang tak laik jalan ini sesuai dengan Perda Transportasi.
Namun menurutnya, itu terlalu menekan pemilik mobil. Ia pun tetap mengikuti rencana awal untuk mengajak pemilik kendaraan bergabung di bawah Transjakarta.
Baca juga: Asian Games 2018, Beto Harap Timnas Indonesia Tidak Terlena
"Konsep yang akan nanti kita akan terapkan itu bukan ingin menjadi Metromini punah, bukan Kopaja punah. Malah justru, ke depan, kita ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada operator existing untuk tetap melakukan usaha di bidang transportasi," ujar Andri, Minggu (19/8/2018).
Andri mengatakan kebijakan ini sesuai dengan keingin Gubernur DKI Anies Baswedan. Anies disebut ingin tak hanya penumpang yang untung, namun juga sopir dan pemilik armada.
Baca juga: Jadwal Pertandingan Atlet Indonesia di Asian Games pada 19 Agustus 2018
Andri menyakini lambat laun, pemilik kendaraan akan bergabung.
"Ya optimis dong. Harus optimis. Selama niat kita mensejahterakan masyarakat. Ada operator, usaha, ada masyarakat, semua ingin menjadi bagus insya Allah bagus," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.