Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Coba LRT Akan Libatkan Komunitas hingga Pelajar

Kompas.com - 20/08/2018, 20:41 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono mengatakan uji coba LRT akan mengundang beberapa elemen masyarakat untuk menjadi penumpang. Uji coba ditargetkan akan dilakukan minggu depan tersebut.

Elemen masyarakat tersebut di antaranya seperti komunitas-komunitas di kawasan Rawamangun, pegawai-pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PNS, pelajar, serta mahasiswa.

"Ya kita kan kejar proses administrasi selesai minggu ini. Ya kita tunggu ya, setelah sudah ada rekomendasi teknis, pemprov langsung mengizinkan dan kita langsung menyiapkan undangan," ujarnya kepada Kompas.com, di Stasiun LRT Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (20/8/2018).

Baca juga: Uji Coba LRT Jakarta Akan Dilakukan Selama Satu Bulan

Saat ini LRT masih melakukan uji coba operasi terbatas atau internal karena masih menunggu izin dan proses administrasi rekomendasi teknis dari Kementerian Perhubungan.

"Sampai saat ini kita masih melakukan uji operasi internal ya, untuk yang paralel masih menunggu proses administrasi dan rekomendasi teknis dari kemenhub. Jadi tadi pagi saya sama dishub ada di kemenhub, targetnya minggu ini direktur di kemenhub akan memberikan rekomendasi teknis rencana uji operasi," ucap Allan.

Uji coba LRT sendiri akan dilakukan dari tanggal 15 Agustus hingga 14 September 2018 atau dalam kurun waktu 1 bulan.

Selama uji coba operasi, LRT menggunakan 4 gerbong kereta yang menempuh jarak bolak balik stasiun velodrome Rawamangun ke Stasiun Velodrome Kelapa Gading dengan kecepatan 20 km/jam.

LRT pun ditargetkan akan resmi beroperasi pada akhir tahun 2018 atau awal tahun 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com