Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ruko di Cengkareng Resah akan Aksi Preman, tetapi Tak Berani Melapor

Kompas.com - 27/08/2018, 17:43 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ruko yang dibongkar paksa preman di Kompleks Ruko Seribu Cengkareng, Jakarta Barat dipasangi garis polisi.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi Senin (27/8/2018), ruko tersebut tutup dan tak tampak pemiliknya.

Mengenai preman yang memeras di kompleks ruko tersebut, Intan, salah seorang pegawai ruko yang bersebelahan dengan ruko yang dibongkar, mengatakan bahwa semua karyawan di kompleks ruko itu sudah tahu soal adanya preman yang memeras.

Namun, mereka memilih diam untuk menghindari masalah dengan para preman itu.

"Kita semua sudah tahu, tetapi mau bagaimana, kalau kita ngelaporin, kita juga yang kena kan," ujar Intan saat ditemui Kompas.com, Senin.

Baca juga: Penyamaran Polisi Tangkap Preman yang Peras Warga Puluhan Juta di Cengkareng

Pemilik ruko yang menjual gas elpiji, Sueb, mengatakan bahwa keberadaan preman telah meresahkan warga.

Namun, warga tidak mempunyai pilihan selain menuruti kemauan preman-preman itu.

"Kalau ada pemilik baru, mereka pasti bakal kejar sampai dapat uang. Kalau saya kan pemilik lama, sudah 5 tahun, jadinya mereka cuma minta uang bulanan," kata dia.

Kendati demikian, Sueb enggan menyebutkan nominal uang yang harus disetor kepada para preman setiap bulannya.

Pedagang makanan di sekitar ruko juga menyampaikan, keberadaan preman diduga telah diketahui oleh sekuriti. Namun, sekuriti takut untuk melaporkan atau menindak tegas preman.

"Satpam pasti sudah tahu lah mba. Tapi preman kan lebih pintar. Mereka biasanya pakai baju satpam terus datangin pemilik ruko baru buat minta uang," kata Rahayu, pedagang makanan di sekitar ruko.

Rahayu menambahkan, banyak pemilik ruko memilih bungkam karena takut preman lainnya masih berkeliaran.

"Kemarin katanya polisi langsung ya yang nyamar. Yang lain pasti bakal diem lah mbak, takutnya masih ada preman-preman yang lain," kata dia.

Baca juga: Preman di Cengkareng Berkedok Sekuriti untuk Memeras Warga

Diberitakan sebelumnya, Polres Metro Jakarta Barat menangkap tujuh preman yang kerap meminta uang kepada warga di Kompleks Ruko Seribu Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat.

Pemalakan yang dilakukan preman hingga proses penangkapan preman tersebut diunggah akun Facebook Rendi Puguh Gumilang.

Video tersebut viral di sosial media dan telah disebar 22.000 kali sampai pagi ini.

"Para preman berkedok sekuriti ini ditengarai memeras hingga puluhan juta rupiah selama bertahun-tahun di kompleks ruko Seribu Cengkareng. Apabila tidak membayar maka akan dirusak fasilitas ruko bahkan bangunan yang ada," tulis keterangan unggahan tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com