Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hibah Rp 40,2 Miliar untuk Himpaudi DKI yang Belum Cair

Kompas.com - 04/09/2018, 07:08 WIB
Nursita Sari,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih ingat dengan Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) DKI Jakarta?

Nama Himpaudi DKI sempat ramai diperbincangkan dan menjadi sorotan saat pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI 2018.

Himpaudi DKI menjadi salah satu penerima hibah yang diajukan saat pembahasan kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) 2018 bersama DPRD DKI. Hibah yang diajukan Rp 40,2 miliar.

Padahal, hibah itu tidak tercantum dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) DKI 2018.

Persoalan lainnya yang ramai dibahas yakni masalah alamat sekretariat Himpaudi yang menumpang di kantor penyalur satpam, yakni PT Tegap Mitra Nusantara.

Baca juga: Hibah Rp 40,2 Miliar untuk Himpaudi DKI Belum Cair, Ini Penyebabnya

Padahal, Himpaudi sebenarnya menumpang di PAUD Matahari di Jalan Patra Kuningan XV. Alamat sekretariat menumpang di Poltangan karena aktivitas di PAUD tersebut hanya sampai pukul 12.00 WIB.

Anggaran dadakan

Mantan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto pernah menyampaikan, hibah untuk Himpaudi DKI baru muncul dalam pembahasan KUA-PPAS karena pengajuannya dadakan.

Dinas Pendidikan DKI tidak memverifikasi langsung ke lapangan saat proposal Himpaudi DKI diajukan. Dinas Pendidikan hanya melakukan verifikasi proposal yang diajukan Himpaudi.

"Nah, ini tadi kan dadak, mendadak," ujar Sopan pada 28 November 2017.

Baca juga: Kadisdik DKI: Hibah Himpaudi untuk 6.700 Guru PAUD

Sopan menyampaikan, hibah kepada Himpaudi DKI akan digunakan untuk honor guru-guru di 6.700 PAUD di Jakarta. Setiap guru PAUD akan diberi honor Rp 500.000 per bulan.

Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Netti Herawati (kanan), Rabu (29/11/2019). Kompas.com/David Oliver Purba Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Netti Herawati (kanan), Rabu (29/11/2019).
Menurut Sopan, pemberian hibah untuk honor guru PAUD ini untuk memenuhi visi-misi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur non-aktif Sandiaga Uno pada saat Pilkada DKI 2017.

"Ini visi-misinya Gubernur harus memerhatikan bagaimana para guru di PAUD ini menjadi perhatian. Maka, kami lakukan saat ini adalah memberikan honor Rp 500.000 per bulan," kata Sopan.

Sandiaga pernah menyebut, hibah untuk guru-guru PAUD di DKI sangat penting. Selama berkeliling pada masa kampanye pilkada, dirinya menyebut, guru PAUD hanya dibayar dengan istilah "sajuta", sabar, jujur, dan takwa. Oleh karena itu, Sandiaga ingin guru-guru PAUD disejahterakan.

"Jadi, kalau ini saya all out. Saya pasang badan kalau untuk PAUD karena masa depan anak-anak kita, usia dini ini, ada di garda terdepannya di PAUD," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com