Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Pertanyakan Anggaran Sosialisasi Pemilu 2019 Rp 11 Miliar

Kompas.com - 06/09/2018, 22:29 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta mempertanyakan anggaran "Peningakatan Pemahaman Penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019" sebesar Rp 11 miliar. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mempersoalkan nilainya yang naik drastis dari hanya Rp 3,8 miliar pada tahun sebelumnya.

"Ini kurang meyakinkan karena ini uang APBD sekecil apapun harus dipertanggungjawabkan, bukan masalah Pak Gubernur. Saya terima kasih atas harapan yang baik. Tapi rasionalisasi angkanya, ini besar naiknya," kata Prasetio di dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI yang membahas Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) 2018, Kamis (6/9/2018).

Baca juga: Pemprov DKI Usulkan Anggaran Sosialisasi Pilpres Rp 11 Miliar

Prasetio memperingatkan Pemprov DKI bahwa rapat anggaran itu terbuka dan dipantau kepolisian, kejaksaan, hingga KPK. Ia meminta agar Kesbangpol mampu meyakinkan pentingnya kegiatan itu dengan data-data yang komprehensif.

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Ramly HI Muhammad juga mempertanyakan mengapa kenaikan mencapai hampir tiga kali lipat. Ia mengatakan dengan anggaran Rp 3,8 miliar, kegiatan bisa dilakukan dengan baik.

"Apa sih yang dilakukan? Bapak harus membuat satu keyakinan kepada kami agar Jakarta ini aman. Karena ini Jakarta dimasukin justru orang dari luar Jakarta," kata Ramlie.

Anggaran bernama "Peningakatan Pemahaman Penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019" itu diusulkan Pemprov DKI naik dari Rp 3,8 miliar jadi Rp 11 miliar. Menurut Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta Taufan Bakri, anggaran itu diusulkan dari hasil pertemuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta.

"Mereka memohon untuk segera disosialisasikan UU Pilpres ini. Makanya kami masukan anggaran ini sebagai program unggulan untuk menyambut itu," kata Taufan.

Taufan menjelaskan, kegiatan sosialisasi ditujukan untuk 16.000 orang yang dibagi dalam 180 angkatan. Kegiatan akan dilaksanakan di satu tempat secara berkala.

"Kegiatannya mungkin di hotel-hotel di Jakarta. Ada transpor, makan, snack, dan satu paket itu," ujar Taufan.

Ia mengatakan usulan ini sudah disetujui oleh Komisi A DPRD DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com