Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Ini Bahaya Ekstasi "3 in 1" yang Ditemukan di Bogor

Kompas.com - 24/09/2018, 21:24 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kabid Narkoba Puslabfor Mabes Polri Sodiq Pratomo mengatakan, AP (40) peracik ekstasi "3 in 1" mencampurkan beragam senyawa kimia yang berdampak buruk bagi otak manusia.

Ekstasi "3 in 1" disebut sebagai jenis narkoba baru karena banyaknya dampak yang ditimbulkan kepada penggunanya.

"Dampak enggak karuan. Bisa halusinasi, exciting, tidur. Ini sungguh memprihatinkan dan efek akhirnya akan merusak otak kita," kata Sodiq, di Cibinong, Jawa Barat, Senin (24/9/2018).

Baca juga: Puteri Indonesia Datangi Pabrik Ekstasi yang Digerebek Polisi di Bogor

Sebutan "3 in 1" dalam ekstasi didapat dari tiga jenis narkoba yang dijadikan dalam satu butir. Kandungan di dalamnya terdiri dari stimulan, halusinogen, dan depresan.

Pertama, stimulan dengan jenis kafein yang membuat pengguna merasa kegirangan berlebihan.

Kedua, halusinogen yang membuat penggunanya berhalusinasi. Kemudian depresan yang biasa dijadikan sebagai obat penenang.

"Dia ini mencampurkan tiga-tiganya, makanya disebut 3 in 1," ujarnya. 

Baca juga: Terungkapnya Pabrik Ekstasi 3 in 1 di Bogor

AP yang juga pemilik pabrik di Perumahan Sentra Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, meracik ekstasi dengan bahan-bahan yang dipesan melalui jaringan gelap internasional.

Sementara alat racik didapatkan dari penjualan bebas alat farmasi pembuatan pil.

"Bahannya dibatasi peredarannya, karena biasanya untuk obat sesak nafas. Memang alat farmasi mesin pencetak semi otomatis, tetapi dimanfaatkan sama dia," kata Sodiq.

Baca juga: Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita Ribuan Butir Pil Ekstasi Jenis Baru

Adapun bahan baku yang diamankan Polres Metro Jakarta Barat adalah 1.274 gram bubuk kafein, 4.751 gram bubuk avicel, 136 gram epheridrine, 136 gram bubuk key, 1.800 gram red posfor, 250 gram pewarna bubuk, dan 3 botol pewarna cair.

Kemudian 3 mesin cetak ekstasi merek TDP-O buatan China, 3 timbangan elektrik, 1 buah kalkulator dan 3 unit ponsel. 

Pengungkapan pabrik ekstasi milik AP berawal dari penangkapan SI (55) yang merupakan residivis kasus narkoba dan ditangkap di Kuningan, Jakarta Selatan, yang memesan ekstasi kepada AP.

Baca juga: Begini Efek Pemberian Ekstasi Pada Gurita yang Terkenal Antisosial

Selanjutnya, polisi melakukan undercover pemesanan ekstasi melalui RS (24) dan menangkap AP pada Jumat (21/9/2018) pukul 18.00.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com