Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motor Tetangga Selamatkan Fitria dan Keluarga dari Gempa Palu...

Kompas.com - 04/10/2018, 05:17 WIB
Dean Pahrevi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com — Fitria (37), korban selamat dari bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, begitu bersyukur lantaran dapat kembali berkumpul dengan keluarganya di Jalan Kenanga, Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat.

Fitria yang sudah 10 bulan menetap di Kota Palu untuk mengikuti suaminya tidak menyangka ikut merasakan dahsyatnya guncangan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Beruntung dia dan keluarga masih bisa menyelamatkan diri ke dataran tinggi Pasar Talise dengan motor tetangganya saat gempa mengguncang Palu pada Jumat (28/9/2018). 

Baca juga: Mengenal Ardi Kurniawan, Atlet Paralayang yang Tewas saat Gempa Palu

"Saat gempa saya dan anak lagi di rumah, memang dari siang itu gempa sudah ada cuma masih kecil. Pas pukul 18.00 sore itu baru gempa kencang sekali, saya langsung keluar rumah bawa anak dan suami saya dengan motor tetangga," kata Fitria kepada Kompas.com di Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (3/10/2018).

Ia menceritakan, saat itu gempa terjadi cukup lama. Setelah gempa, rumah-rumah di sekitar tempat tinggalnya rubuh dan rata dengan tanah.

Hanya rumahnya yang berada di Jalan Lagarutu, Palu Timur, Kota Palu, tidak sampai rata dengan tanah. 

Baca juga: Warga Bisa Salurkan Bantuan Korban Gempa Palu di Balai Kota DKI

"Yang lain (rumah) tetangga semua pada hancur, rumah saya doang yang tidak hancur, saya juga bingung," ujar Fitria.

Fitria menambahkan, kebutuhan dia dan keluarga terpenuhi selama di tenda pengungsian, seperti makanan dan obat-obatan.

Namun, aliran listrik mati setelah gempa terjadi.

Baca juga: Pengusaha Ini Kaget Dapat Pesanan 1.000 Kantong Jenazah untuk Korban Gempa Palu

Ambulans 24 jam pun tiada henti berlalu lalang pascagempa dan tsunami terjadi.

"Air mati, listrik mati, tidak ada sinyal langsung mati semua. Pas di pengungsian sempat ke rumah untuk ambil barang sekadarnya seperti kompor buat masak," kata dia. 

Dia juga memuji kinerja aparat keamanan yang sigap membantu korban gempa dan tsunami di Palu.

Baca juga: Kisah Viki, Lari dari Lantai 7 hingga Tertimbun 5 Jam saat Gempa Palu

Setelah tiga malam berada di tenda pengungsian, Fitria dan keluarganya memutuskan pulang ke rumah orangtuanya di Depok.

"Biar aman karena di sana (Palu) rawan sekali, keluarga juga sudah khawatir. Saya jadinya memutuskan pulang ke Jawa," ujarnya. 

Naik Hercules

Fitria dan keluarganya berangkat ke Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Kota Palu, pada Selasa (2/10/2018), masih dengan motor tetangganya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com