Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Relokasi Lapangan Tembak Senayan Pasca-peluru Nyasar di Gedung DPR

Kompas.com - 19/10/2018, 06:39 WIB
Sherly Puspita,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pascakasus peluru nyasar di Gedung DPR RI pada Senin (15/10/2018), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana merelokasi Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Pusat.

Anies menuturkan, relokasi perlu dilakukan mengingat kejadian peluru nyasar ini bukanlah kasus yang pertama kali terjadi.

Rencana ini disampaikan Anies setelah bertemu Direktur Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno, Kamis (18/10/2018) sore.

Anies menilai, tak hanya karena kasus peluru nyasar di Gedung DPR,  relokasi perlu segera dilakukan mengingat lapangan tembak tersebut juga berada di sekitar gedung sekolah dan perkantoran.

Baca juga: Peluru Nyasar Berulang Kali Terjadi, Lapangan Tembak Senayan Akan Direlokasi

 

Oleh karena itu, keberadaannya dinilai akan membahayakan lingkungan sekitar.

Anies mengatakan, rencana ini akan dibicarakan lebih lanjut dengan berbagai instansi, seperti Kemeterian Sekretariat Negara, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin).

Dia berharap, segera ada keputusan final terkait hal ini. Jika relokasi jadi dilakukan, lanjut Anies, area tersebut akan dijadikan hutan kota.

Ditutup sementara

Kepala Bidang Balistik Metalurgi Forensik Puslabfor Mabes Polri Kombes Ulung Kanjaya mengatakan, setelah kasus peluru nyasar di Gedung DPR, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian memerintahkan Lapangan Tembak Senayan tak beroperasi untuk sementara waktu.

Izin dioperasikannya kembali lapangan tembak tersebut nantinya akan diputuskan oleh Kapolri.

Baca juga: Sebelum Diamankan, Tersangka Peluru Nyasar Tembakkan Hampir 300 Peluru

"Pokoknya nanti Kapolri bilang sama DPR bilang buka, ya buka. Bukanya juga harus dalam keadaan yang aman, itu harus diubah supaya enggak ada peluru nyasar lagi," ujar Ulung, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/10/2018).

Ia menyarankan, lapangan tembak dilengkapi dengan lorong khusus sehingga peluru yang ditembakkan ke arah atas tetap berada di lingkungan lapangan tembak dan tak melesat keluar.

Diberitakan sebelumnya, polisi menetapkan I (32) dan R (34) sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka ditangkap usai berlatih menembak di Lapangan Tembak Senayan.

Kepada polisi, I mengatakan, sebelum ditangkap keduanya telah menembakkan hampir 300 peluru dari total 450 peluru yang dimiliki.

Awalnya, peluru yang ditembakkan mengenai mengenai sasaran yang benar. Namun, pada tembakan terakhir, dipasang perangkat bernama switch auto di senjata jenis Glock 17 yang digunakan.

Alhasil, terjadi tembakan bertubi-tubi yang membuat tersangka kaget dan peluru terlempar ke arah atas dan menembus tembok dan kaca gedung DPR.

Baca juga: Peluru Nyasar ke Gedung DPR, Lapangan Tembak Senayan Ditutup Sementara

Kepada polisi, tersangka mengaku memasukkan 4 peluru pada tembakan terakhir. Namun, hingga saat ini, polisi telah menemukan 5 butir proyektil peluru dan 6 bekas tembakan.

Dua peluru ditemukan di lantai 13 dan 16 pada hari Senin. Dua peluru lainnya ditemukan di lantai 10 dan 9 pada hari Rabu (17/10/2018). Sedangkan satu peluru ditemukan di lantai 6 pada hari Kamis.

"Ada satu bekas tembakan kami temukan di lantai 20, tetapi proyektil tidak kami temukan. Kami masih menyisir kemungkinan adanya bekas tembakan lain," tutur Ulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com