Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Proses Pemeriksaan Jenazah Penumpang Lion Air JT 610 di RS Polri

Kompas.com - 02/11/2018, 19:19 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses identifikasi jenazah penumpang pesawat Lion Air JT 610 melewati sejumlah tahapan. Tahapan itu adalah antemortem (sebelum kematian), postmortem (setelah kematian), hingga rekonsiliasi.

Selain itu, agar bisa mendapatkan hasil identifikasi diperlukan beberapa proses pemeriksaan data primer seperti gigi, forensik, dan DNA.

Pemeriksaan Gigi

Kepala Odontologi Mabes Polri Kombes Pol Drg Agustinus menjelaskan, tugas dari tim pemeriksa adalah memeriksa gigi jenazah. Namun kendalanya, hingga saat ini belum ada gigi korban yang ditemukan.

"Saya lebih sibuk di antemortem karena temuan gigi di postmortem itu hampir tak ada, hanya kami temukan satu buah gigi, itu pun kondisinya faktur atau pecah," ujar Agustinus kepada wartawan di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (2/11/2018).

Baca juga: Bersihkan FDR Lion Air JT 610, KNKT Libatkan Investigator Asing

"Kami dari tim gigi proses identifikasi itu proses compare atau bandingkan antara khususnya gigi, kondisi gigi korban hidup dan setelah meninggal atau berada di postmortem," ujar dia.

Saat ini pihaknya mengandalkan data antemortem dari pihak keluarga terkait informasi gigi korban. Selain keluarga, timnya juga mencari dokter gigi yang pernah menangani para korban.

"Untuk kasus Lion (Air) tim lebih banyak bekerja di antemortemnya, mencari data dari kekuarga terdekat atau teman yangg paham tentang korban, khususnya kondisi gigi utamanya dokter gigi yang pernah merawatnya. Hingga kami dapat data lengkap termasuk rontgennya," kata dia.

Dari 212 data antemortem dari keluarga korban yang masuk, diperoleh data lengkap hingga rontgen sebanyak 24 korban. Sedangkan data tanpa rontgen sebanyak 14 korban.

Tim itu melibatkan 25 dokter gigi dari RS Polri, 24 dokter dari Mabes Polri dan tiga dokter TNI, serta dokter dari Balai Hatpen (Balai Kesehatan Penerbangan).

Pemeriksaan Forensik

Spesialis Forensik Adang Azhar menjelaskan, pada pemeriksaan postmortem tugas tim dimulai dengan penerimaan kantong jenazah, meregistrasi jenazah, memberi label pada tubuh korban, hingga melakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan dilakukan di kamar jenazah dan dimulai dari pemeriksaan umum seperti memeriksa keadaan hingga pemeriksaan secara detail.

"Umumya apakah tubuhnya lengkap, atau bagian saja, atau pakaiannya gimana, barang yang dipakai juga ada engga. Jadi kami periksa secara menyeluruh. Kelanjutannya kami lihat secara medis apakah ini ada ciri-ciri khusus, bisa tahi lalat, bekas operasi, pernah patah, dan yang lain dari tubuh," ucap Adang.

Karena mayoritas tubuh korban Lion Air JT 610 hanya ditemukan beberapa bagian, Adang mengatakan pihaknya lebih fokus mencari tanda-tanda di tubuh maupun barang-barang.

Baca juga: Mengenal Proses Antemortem untuk Identifikasi Jenazah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com