BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Dezi Syukrawati mengatakan, pihaknya berupaya menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bekasi.
Upaya yang dilakukan seperti terus menyosialisasikan dan penyuluhan kepada masyarakat melalui kecamatan tentang bahaya DBD, cara mencegah, serta antisipasinya.
"Kami juga intens melakukan pelatihan dan budidaya tanaman pengusir nyamuk DBD tingkat Kota Bekasi di tiap kecamatan," kata Dezi saat ditemui Kompas.com di kantor Dinkes Kota Bekasi, Kamis (24/1/2019).
Baca juga: Pemkot Sebut Bekasi Masih Aman dari DBD
Selain itu, surat edaran tentang bahaya DBD dan imbauan cara mengantisipasi DBD sudah disebar Dinkes ke seluruh puskesmas.
"Kami tetap berupaya menyosialisasikan kegiatan, salah satunya itu ovitrap, jadi ini mau lanjut di Kecamatan Bekasi Selatan. Kami tetap berupaya, edaran bahaya DBD juga sudah kami sebarkan ke seluruh puskesmas," ujar Dezi.
Sosialisasi dan penyuluhan tentang DBD yang intens dilakukan Dinkes kepada masyarakat dinilai berdampak pada jumlah kasus DBD dari tahun 2017 ke 2018.
Pada 2018, terdapat total 629 kasus DBD di Kota Bekasi dengan dua orang meninggal dunia.
Angka kasus itu menurun jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang terdapat 699 kasus dengan dua orang meninggal dunia.
Sedangkan, untuk Januari 2019 Dinkes belum selesai merekap data kasus DBD.
Dengan penurunan kasus tersebut, Dezi menilai warga Kota Bekasi sudah lebih sigap dan paham mengantisipasi serta menindak penyakit DBD.
Baca juga: Edukasi Bahaya DBD, Kelurahan Cipete Utara Gelar Lomba Berantas Sarang Nyamuk
"Warga sudah lebih paham dan tahu caranya ya. Jadi kalau DBD itu kan enggak ada obatnya. Dia harus segera dilarikan ke rumah sakit. Dalam hal ini warga sudah lebih sigap," ujar Dezi.
Namun jika dilihat dari data kasus DBD di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, jumlah pasiennya melonjak sejak November 2018.
Kepala Bidang Perawatan RSUD Kota Bekasi Sudirman mengatakan, pada November 2018 terdapat 2 kasus DBD.
Lalu pada Desember 2018 meningkat menjadi 12 kasus, kemudian Januari 2019 melonjak menjadi 88 kasus.
"Ada peningkatan yang cukup signifikan jumlah penderita DBD, pada Januari 2019 sekarang ada 55 pasien dewasa dan 33 pasien anak-anak," kata Sudirman.