Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ingin TPA Burangkeng di Kabupaten Bekasi Ditutup

Kompas.com - 25/02/2019, 10:45 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sekretaris Desa Burangkeng Ali Gunawan mengatakan, warga Desa Burangkeng menginginkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kabupaten Bekasi ditutup.

Hal itu dikatakan Ali berdasarkan hasil musyawarah antara pihak Pemerintah Desa Burangkeng bersama warga Desa Burangkeng pada Senin (18/2/2019).

"Intinya kami mah ingin ditutup saja (TPA Burangkeng). Iya enggak di sana lagi, ini dari aspirasi warga. Soalnya berdasarkan hasil survei di lapangan rata-rata sebagian besar inginnya seperti itu," kata Ali saat dikonfirmasi, Senin (25/2/2019).

Baca juga: Perluasan Lahan TPA Burangkeng Bekasi Terbentur RTRW

Ali menambahkan, berdasarkan hasil pertemuan itu, pihaknya tidak serta-merta akan langsung menuntut TPA Burangkeng ditutup.

Pertama-tama, ada Tim 17 yang dibentuk dan beranggotakan gabungan dari Pemerintah Desa dan elemen masyarakat Desa Burangkeng.

Tim itu bertugas menampung aspirasi dan harapan warga secara menyeluruh terkait keberadaan TPA Burangkeng.

Hasil aspirasi itu akan ditampung dan dikirimkan kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk direalisasikan.

"Intinya untuk membahas keinginan warga. Kemarin anggota tim sudah saya minta untuk mencari informasi apa saja keinginan warga dengan adanya TPA. Anggota tim sudah mulai bergerak mencari apa saja keinginan warga," ujar Ali.

Adapun aspirasi warga Desa Burangkeng antara lain pembuatan saluran air, pembenahan jalan di sekitar TPA, pembenahan dan pemeliharaan kawasan TPA, pemberian uang kompensasi bagi warga Desa Burangkeng yang terdampak langsung sampah dari TPA, dan lainnya.

Sementara itu, Aep, warga Kampung Jati, Desa Burangkeng mengatakan, selama ini pihak Pemkab Bekasi tidak pernah memberikan perhatian khusus kepada warga Desa Burangkeng yang hidup berdampingan dengan TPA.

Baca juga: Warga Sekitar TPA Burangkeng Tak Dapat Uang Kompensasi, Ini Penjelasan Pemkab Bekasi

"Kami tidak pernah diperhatikan padahal kami ini tinggal dekat tempat sampah. Kami maunya ada fasilitas kesehatan yang jelas, kompensasi, dan saluran air," tutur Aep.

Dia pun mengancam akan menutup secara paksa TPA Burangkeng apabila aspirasi warga melalui Tim 17 bentukan Pemerintah Desa Burangkeng tidak dikabulkan Pemkab Bekasi.

"Kalau memang itu (aspirasi) enggak dikabulin, kami aksi lagi, 14 hari lah (setelah surat aspirasi warga diajukan) kejelasannya," ujar Aep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com