Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Gaji Puluhan Juta Seorang Kepala Stasiun..

Kompas.com - 27/02/2019, 17:28 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Agus Komarudin membenarkan pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang menceritakan gaji Kepala Stasiun Gambir saat ini bisa mencapai Rp 27,5 juta hingga Rp 30 juta untuk satu bulan.

"Apa yang disampaikan Pak Jonan adalah benar," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/2/2019).

Tak hanya Kepala Stasiun Gambir, gaji puluhan juta rupiah itu juga diberikan kepada Kepala Stasiun Pasar Senen.

Menurut Agus, pemberian gaji puluhan juta itu hanya diberikan kepada dua kepala stasiun lantaran mereka mengemban tanggung jawab lebih besar dibandingkan kepala stasiun lainnya.

Baca juga: [POPULER EKONOMI] PT PAL akan Produksi Kapal Selam Sendiri | Gaji Kepala Stasiun Tembus Rp 30 Juta Per Bulan

Tanggung jawab yang diemban di antaranya melayani penumpang kereta api antarkota di Pulau Jawa, pengelolaan sistem tiket, dan memastikan ketepatan waktu kedatangan ataupun keberangkatan kereta.

"Saat ini baru dua itu saja (Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen). Dilihat dari volume keretanya kan lebih banyak dibandingkan stasiun lainnya. Mereka juga harus mempertanggungjawabkan keuangan, pelayanan di stasiun seperti sistem ticketing dan perjalanan kereta," jelas Agus.

"Volume penumpang kan juga lebih banyak daripada stasiun lainnya. Kalau kepala stasiun lainnya ya di bawah (gaji) dua kepala stasiun itu," jelas Agus.

Ketika ditanya lebih lanjut, Agus enggan menjelaskan nominal gaji kepala stasiun lainnya.

Sebelumnya, Jonan menceritakan rendahnya pendapatan kepala stasiun membuat mereka harus mencari penghasilan sampingan.

Hal tersebut dinilai membuat kepala stasiun menjadi tidak fokus pada tanggung jawab utamanya.

Menurut Jonan, untuk memperbaiki pelayanan PT KAI yang kala itu bisa dibilang masih cukup berantakan, tunjangan kinerja pegawai menjadi salah satu kuncinya.

Baca juga: Cerita Jonan, Gaji Kepala Stasiun Tembus Rp 30 Juta dalam 10 Tahun

Dia bahkan berani menjaminkan jabatannya di depan Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan kala itu jika memang dengan kenaikan tunjangan kinerja pegawai, kinerja PT KAI tak mengalami perbaikan.

"Sepuluh tahun yang lalu, saya masih ingat betul 25 Februari 2009, saya ke Stasiun Gambir, yang merupakan stasiun paling besar jadi kepala stasiunnya adalah yang senior, saya tanya take home pay-nya berapa, beliau jawab total penghasilannya Rp 2,75 juta. Saya tanya apa cukup? Enggak cukup katanya," ujar Jonan, Selasa (26/2/2019) kemarin. 

"Saya bilang dengan Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan kala itu, kalau ini tidak diubah (tunjangan kinerja) layanannya tidak baik. Kalau diubah tapi tidak baik bagaimana? Saya bilang ke Pak Menteri waktu itu, ya gampang saja, saya saja yang dipecat," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com