Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tutup TPA Burangkeng, Pemkab Bekasi Bingung Alihkan Pembuangan Sampah

Kompas.com - 04/03/2019, 13:27 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Bekasi Dodi Agus mengatakan, pihaknya kebingungan karena tidak bisa membuang sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng karena ditutup oleh warga.

Dodi mengatakan, TPA Burangkeng merupakan satu-satunya di Kabupaten Bekasi. Artinya, seluruh sampah di Kabupaten Bekasi dibuang ke TPA tersebut. Dengan ditutup paksa TPA oleh warga, maka sampah tersebut akan terbengkalai.

"Enggak ada pengalihan (sampah), kita enggak ada solusi, orang TPA-nya cuma satu-satunya di Burangkeng," kata Dodi saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/3/2019).

Baca juga: TPA Burangkeng Tetap Ditutup Warga Sampai Tuntutan Dipenuhi Pemkab Bekasi

Adapun setiap harinya, TPA Burangkeng menerima sekitar 800 ton sampah dari wilayah Kabupaten Bekasi.

Dodi menambahkan, pihaknya minta kearifan dari Kepala Desa Burangkeng agar sampah tetap bisa dibuang ke TPA.

"Iya numpuk sampahnya, makannya diminta kearifan dari Kepala Desanya. Kemarin saya sudah ketemu dan saya minta tetap ada pembuangan, tapi kalau aparatnya di sana, minta rapat dulu ya kita rapat dulu mungkin," ujar Dodi.

Tampak spanduk bertuliskan Kami Warga Desa Burangkeng Menolak dan Menutup Tempat Pembuangan Sampah dipasangan di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Senin (4/3/2019). KOMPAS.com/DEAN PAHREVI Tampak spanduk bertuliskan Kami Warga Desa Burangkeng Menolak dan Menutup Tempat Pembuangan Sampah dipasangan di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Senin (4/3/2019).

Dodi menjelaskan, pihaknya saat ini sedang mengirimkan surat undangan kepada pihak Desa dan warga Burangkeng untuk membicarakan terkait tuntutan warga Desa Burangkeng.

Baca juga: Pemkab Bekasi Janji Segera Menindaklanjuti Aspirasi Warga Dekat TPA Burangkeng

Rencananya, rapat akan digelar Rabu (6/3/2019) di Kantor Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi. Dengan begitu, artinya dari Senin hingga Rabu nanti, tak akan ada sampah masuk ke TPA Burangkeng karena ditutup oleh warga.

"Ya itu dia kita lagi cari solusi juga gimana pemecahan masalah terbaiknya. Hari rabu kita akan undang. Undangannya sudah jadi, sekarang sedang dibawa oleh kepala UPTD TPA Burangkeng ke Burangkeng. Yang mereka inginkan kan kompensasi kan," tutur Dodi.

Diketahui, ratusan warga Desa Burangkeng berunjuk rasa di depan TPA Burangkeng dengan menutup TPA tak memperbolehkan ada aktivitas di dalam TPA.

Baca juga: Warga Sekitar TPA Burangkeng Bekasi Keluhkan Ketiadaan Fasilitas Kesehatan

Sejumlah spanduk bertuliskan "Kami Warga Desa Burangkeng Menolak dan Menutup Tempat Pembuangan Sampah" dipasangan di sejumlah sudut TPA. Aparat kepolisian juga nampak berjaga saat unjuk rasa berjalan.

Warga diketahui tak akan membuka TPA Burangkeng sampai ada kepastian dari Pemkab Bekasi untuk memberi kompensasi dan perhatian khusus kepada warga Desa Burangkeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com