JAKARTA, KOMPAS.com - Unit Reskrim Polres Jakarta Selatan menangkap komplotan pencuri dengan modus ganjal kartu ATM pakai tusuk gigi yang beraksi di sebuah minimarket pada 12 Februari lalu. Komplotan asal Lampung tersebut diamankan pihak kepolisian pada 27 Februari.
"Kami tangkap itu di dua tempat yaitu daerah Tangerang dan Karawang, mereka melarikan diri ke arah sana," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan Kompol Andi Sinjaya Ghalib di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (12/3/2019) kemarin.
Keempat pelaku yang ditangkap berinisial ND alias N (34), HS alias D (40), MI alias I (40) dan JR alias E (30).
Berdasarkan pengakuan dari para tersangka pelaku, mereka belajar melakukan aksinya dari YouTube.
Andi mengatakan, modus mengganjal ATM sering dilakukan para pelaku kejahatan sehingga ia meminta masyarakat untuk waspada.
Baca juga: Pelaku Mengaku Belajar Ganjal ATM Pakai Tusuk Gigi dari YouTube
"Kami mengimbau kepada masyarakat berhati hati, waspada saat berada di mesin ATM, siapapun orang di sekeliling Anda jangan memberikan informasi, kartu, atau membiarkan dia menggunakan ATM saat Anda kesulitan. Kalau ada kesulitan telepon saja ke nomor telepon bank resmi," kata dia.
Para tersangka pelaku saat ini sudah di tahan pihak Kepolisian Polres Metro Jakarta Selatan. Keempat orang itu akan dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
Berikut ini adalah modus yang kerap para tersangka pelaku gunakan saat mengganjal kartu ATM para korban mereka.
Ganjal pakai tusuk gigi
Para tersangka itu menggunakan tusuk gigi yang diselipkan di tempat memasukan kartu ATM sehingga kartu bisa tersangkut atau bahkan tidak bisa masuk.
Biasanya nasabah yang jadi korban akan merasa panik jika menemui masalah tersebut saat menggunakan mesin ATM.
Berpura-pura bantu korban
Para pelaku biasanya berada di sekitar mesin ATM, seperti yang dilakulan tersangka N pada kasus di atas.
"Peran dia (N) seolah mengantre di belakang calon korban. Jadi masuk di mesin ATM ini, si korban di depannya, dia sudah ada di belakangnya mempersiapkan diri untuk membantu jika terjadi masalah," kata Andi.
Saat korban mulai panik, para pelaku kejahatan memanfaatkan momen tersebut dengan menawarkan diri untuk membantu menyelesaikan masalah korban.
Ganti kartu ATM dengan kartu palsu
Saat mencoba menolong korban, para pelaku akan meminta ATM korban. Mereka kemudian mengganti kartu ATM korban dengan kartu ATM palsu.
Umumnya, para pelaku sudah menyiapkan berbagai jenis kartu ATM.
Intip PIN korban
Para pelaku kejahatan yang berada di sekitar lokasi biasanya berusaha untuk mengetahui nomor PIN ATM korbannya.
Baca juga: Begini Cara Keempat Pelaku Ganjal ATM Lancarkan Aksinya
Dalam kasus itu tersangka N dan E mendapatkan PIN korban dengan cara ikut mengantre di ATM dan mengintip dari sisi sebelah kiri dan kanan korban.
"Jadi ada 6 digit, 3 digit di sisi kiri oleh pelaku lainnya dan satu lain oleh pelaku lainnya. Sehingga dia membagi tugas," ujar Andi.
Alihkan perhatian orang di sekitar
Dalam kasus di minimarket pada Februari lalu itu, para pelaku melakukan aksinya di tempat di mana orang lain mungkin bisa mengetahui aksi mereka. Di situlah peran I yang bertugas sebagai pengalih perhatian.
"Jadi di situ ada penjaganya. Nah itu dialihkan dengan cara pura-pura membeli, diajak ngobrol dan lain-lain berbagai macam cara. Siapapun yang berada di seputaran TKP (tempat kejadian perkara) pada saat sedang beraksi, dia akan berusaha mengalihkan," kata Andi
Menarik uang korban di lokasi lain
Setelah berhasil mendapatkan kartu ATM beserta PIN korban, para pelaku akan segera meninggalkan lokasi kejadian.
"Jadi ketika sudah dapat kartunya karena sudah ditukar dan sudah mengetahui PIN ATM, misi mereka sudah selesai, ya sudah dan mereka melakukan aksi penarikan uang itu di tempat lain," kata Andi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.