Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Suara Warga Jakarta untuk Jokowi dan Prabowo...

Kompas.com - 22/03/2019, 07:07 WIB
Nursita Sari,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilihan presiden dan wakil presiden 2019 akan berlangsung kurang dari sebulan.

Survei terbaru Litbang Kompas pada 22 Februari-5 Maret 2019 menunjukkan, jarak elektabilitas antara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno makin tipis.

Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Adapun 13,4 persen responden menyatakan rahasia.

Di Jakarta, elektabilitas Prabowo-Sandiaga mengungguli Jokowi-Ma'ruf. Prabowo-Sandiaga unggul dengan elektabilitas 47,5 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf 36,3 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Sandiaga Lebih Berperan Tingkatkan Elektabilitas daripada Maruf

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error +/- 2,2 persen.

Tim kampanye Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga pun melakukan sejumlah cara demi memperebutkan suara warga Jakarta.

Kampanye door to door

Tim kampanye Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga sama-sama mengandalkan kampanye door to door untuk memperoleh suara pemilih di Jakarta. Kedua kubu menilai strategi kampanye itu efektif.

Dewan Pengarah Tim Kampanye Daerah (TKD) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas menyampaikan, kampanye door to door dilakukan untuk menyosialisasikan program Jokowi-Ma'ruf.

Kampanye door to door juga dimanfaatkan untuk menyampaikan keberhasilan Jokowi selama menjadi Presiden.

"Lebih banyak door to door yang lebih efektif," kata Hasbi.

Baca juga: TKD Jabar: Hasil Survei Litbang Kompas Jadi Cambuk bagi Timses Jokowi-Maruf

Badan Pemenangan Provinsi (BPP) DKI Jakarta yang merupakan tim kampanye Prabowo-Sandiaga juga melakukan hal serupa.

Mereka akan melanjutkan strategi kampanye ke rumah-rumah warga untuk mempertahankan keunggulan elektabilitas Prabowo-Sandiaga di Jakarta.

"Alhamdulillah, kami akan tetap kampanye ke rumah-rumah, itu tetap kami lakukan," ujar Ketua BPP DKI Jakarta Mohamad Taufik.

Strategi tim Jokowi

TKD KIK mengakui elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih tertinggal di Jakarta. Namun, elektabilitas capres petahana dan pasangannya disebut sudah mendekati pesaingnya, Prabowo-Sandiaga.

Hal itu salah satunya diketahui berdasarkan hasil survei internal salah satu parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Memang masih kalah di DKI Jakarta, tapi (tingkat elektabilitasnya) sudah mulai mendekat," ucap Hasbi.

Hasbi menyampaikan, Jokowi bertarung melawan hoaks di Jakarta. Hoaks itu dipercaya warga sehingga memengaruhi elektabilitas capres dan cawapres nomor urut 01 itu.

Hoaks yang menyerang Jokowi, kata Hasbi, mulai dari Jokowi bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI) sampai kabar azan akan dihapus jika dia bersama Ma'ruf memenangi Pilpres 2019.

Baca juga: Prabowo-Sandiaga Unggul di Jakarta Versi Survei Litbang Kompas, Timses Lanjutkan Strategi Ini

Karena itu, TKD KIK juga memanfaatkan kampanye ke rumah-rumah warga untuk melawan dan mengklarifikasi berbagai hoaks itu.

"Kalau kami bisa menanggulangi dan mengonter hoaks, Insya Allah kami sangat optimistis (menang di Jakarta). Ini kami lawan hoaks, bukan lawan Prabowo kalahnya itu, lawan fitnah ini berat," tutur Hasbi.

Strategi tim Prabowo

Selain kampanye door to door, BPP DKI Jakarta akan melanjutkan komunikasi dengan berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) untuk mengampanyekan Prabowo-Sandiaga.

"Dialog dengan pimpinan-pimpinan organisasi kemasyarakatan, komunikasinya tetap kami lakukan terus," kata Taufik.

Menjelang pilpres pada 17 April 2019, BPP DKI Jakarta juga akan menerjunkan seluruh timnya untuk lebih gencar mengampanyekan Prabowo-Sandiaga.

Semua calon anggota legislatif (caleg) dari koalisi partai politik pengusung Prabowo-Sandiaga juga diwajibkan untuk mengampanyekan capres dan cawapres nomor urut 02 itu.

Baca juga: Prabowo-Sandi Unggul di Jakarta Versi Survei Kompas, Ini Strategi Tim Jokowi-Maruf

"Dalam waktu yang sisa 25 harian ini, kami terjunin semua, semua terlibat. Caleg kami terjunin. Caleg kan wajib hukumnya kampanye presiden," ujar Taufik.

Taufik pun yakin, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Jakarta akan semakin meningkat menjelang Pilpres 2019.

"Insya Allah (elektabilitas Prabowo-Sandiaga) meningkat," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com