Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terowongan Kereta Cepat di Bawah Tol Jakarta-Cikampek Segera Dibangun

Kompas.com - 29/03/2019, 07:15 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) berencana segera memulai konstruksi proyek terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang melintasi di bawah Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra menyatakan, terowongan tersebut akan sepanjang 1.885 meter dan berada di bawah ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek

"Terowongan nantinya akan melintang di bawah jalan Tol Cikampek (KM 3+600 sampai dengan KM 5+800) melewati bagian tengah jalan dan overpass jalan arteri Jatiwaringin," kata Chandra dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (28/3/2019) kemarin.

Kendati melintas di bawah jalan tol, Chandra menjamin proyek tersebut tidak akan mengganggu lalu lintas di jalan tol.

Baca juga: Proyek Kereta Cepat, Pembebasan Lahan Ditargetkan Rampung Juni Ini

Sebab, proyek itu menggunakan metode shield tunneling yang tingkat keamanannya lebih baik dibanding metode-metode lain.

"Metode ini bekerja seperti cacing bawah tanah, di mana selama proses pengeboran hampir tidak menimbulkan gangguan bagi aktivitas kendaraan atau masyarakat yang berlangsung di atasnya," kata Chandra.

Chandra menjelaskan, metode tersebut juga sesuai aturan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Halim Perdanakusuma tentang ketinggian bangunan dan kemungkinan mengganggu operasional penerbangan.

Tunnel Boring Machine (TBM) yang didatangkan dari Shanghai, China, untuk proyek pengeboran itu akan bekerja secara insentif selama 24 jam tanpa henti.

Chandra menyebutkan, pada kecepatan tertinggi, mesin bor itu dapat melubangi lapisan tanah sepanjang delapan meter per hari. 

"Dengan teknologi TBM itu, proses pengeboran akan berlangsung aman dan cepat, kami sangat peduli dengan pengguna jalan. Ini adalah titik kritis karena jalan tolnya sangat padat," ujar Chandra.

Tunggu Perizinan

PT KCIC belum menentukan tanggal dimulainya pengeboran karena masih ada sejumlah perizinan yang belum dikantongi.

Manajer PR & CSR PT KCIC Deni Yusdiana mengatakan, proyek itu membutuhkan perizinan berlapis karena karena lokasi proyek yang berada di bawah jalan tol serta dilalui jalur LRT Jabodebek.

Baca juga: Konstruksi Terowongan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tunggu Masalah Perizinan

Selain masalah perizinan, Deni menyebut pengeboran juga belum bisa dimulai karena petugas operator bor raksasa belum melalukan uji coba.

"Ada beberapa tenaga operator yang orang Indonesia yang disiapkan untuk mengoperasikan, itu kan mereka perlu trial dulu," ujar Deni.

Deni memastikan bor raksasa dengan bobot 3.649 ton serta diameter 13,19 meter dan panjang yang mencapai 105 meter itu telah selesai dirakit dan siap digunakan.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung digadang-gadang akan menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara.

Bila sudah beroperasi, waktu tempuh untuk perjalanan Jakarta-Bandung dengan kereta cepat hanya 35 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com