Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Gerombolan Mahasiswa di Depok Ditolak Mencoblos, Ini Penjelasan KPU

Kompas.com - 18/04/2019, 19:37 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sebanyak 25 mahasiswa tak bisa mencoblos pada Pemilu 2019 di TPS 44 RT 01, RW 010, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok pada Rabu (17/4/2019).

Hal ini pun dibenarkan Ketua Komisioner Pemilihan Umum (KPU) Depok, Nana Sobarna.

Sejumlah pemuda tersebut dicurigai Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) karena memiliki perawakan seperti warga negara asing.

“Perawakan mereka mirip etnis tertentu dan mereka ini bergerombol sehingga membuat KPPS curiga, takutnya ada mobilisasi,” ucap Nana di Kantor KPU Depok, Jalan RA Kartini, Pancoran Mas, Depok, Kamis (18/4/2019).

Baca juga: Tidak Punya Form A5, Sejumlah Mahasiswa di Malang Ditolak Salurkan Hak Suaranya

Padahal, para mahasiswa tersebut telah membawa formulir A5 atau formulir untuk pindah TPS.

“Mereka ini mahasiswa yang berasal dari Bandung, Cianjur yang sedang diklat Bahasa Jepang di Sukmajaya untuk dipekerjakan di sana (Jepang),” ucap dia.

Ia mengungkapkan, ada sekitar 300 mahasiswa yang tengah diklat bahasa Jepang tersebut telah terdaftar memiliki A5.

“Ada 300 mahasiswa yang terdaftar dan kami sebar ke TPS yang berbeda-beda untuk menghemat surat suara,” ucapnya.

Namun, lantaran 25 orang mahasiswa ini datangnya bergrombol menyebabkan KPPS menolaknya.

Baca juga: Mahasiswa Pemegang A5 di Sleman Masih Antre hingga Malam untuk Mencoblos

Ditambah, TPS yang mereka tuju ini tidak sesuai dengan TPS yang ditentukan KPU.

“Namun, karena keterbatasan surat suara dan waktunya juga tidak memungkinkan sehingga 25 orang ini tidak terakomodir,” ucapnya.

Sementara, smahasiswa lainnya dapat melaksanakan pencoblosan di beberapa TPS sekitar.

Nana menyayangkan kejadian tersebut. Nana mengaku telat mendapatkan laporan kejadian itu sehingga para mahasiswa tersebut harus kehilangan hak suara.

“Karena pada saat kejadian dilaporkannya ke kami itu sudah menjelang siang mengakibatkan kami kesulitan mengakomodirnya,” ucap dia.

Saat ditolak pun, Nana mengatakan, mahasiswa tersebut cukup kooperatif dan mengerti.

“Tidak ada keributan, mereka cukup kooperatif dan membubarkan diri kok akhirnya,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com