Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas Korban Bom, Lampu JPO GBK Berwarna Bendera Sri Lanka

Kompas.com - 23/04/2019, 10:03 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi teror yang menewaskan hingga 290 orang di Kolombo, Sri Lanka di pada Hari Paskah, Minggu (21/4/2019), mengguncang dunia.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang turut berduka atas aksi itu menyetel lampu jembatan penyeberangan orang (JPO) Gelora Bung Karno (GBK) berwarna kuning, merah, hijau, dan cokelat, seperti warna bendera Sri Lanka.

"Sejak semalam, JPO Gelora dinyalakan warna bendera Sri Lanka selama satu minggu," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam unggahan di Instgram @aniesbaswedan, Selasa (23/4/2019).

Anies mengatakan, cahaya lampu itu sebagai penanda solidaritas Jakarta bersama masyarakat di Sri Lanka. Anies mengecam keras aksi teror itu.

Baca juga: Bulan Peduli Autisme Sedunia, Lampu JPO GBK hingga Monas Berwarna Biru

"Ya, delapan ledakan mengguncang Kota Kolombo, ibu kota Sri Lanka, dan dua kota lainnya. Brutal dan biadab! Kita semua marah dan berduka," ujar dia.

Anies menyatakan, duka Sri Lanka adalah duka bagi semua. Ia mendoakan agar masyarakat di sana segera pulih dan kembali seperti sedia kala.

"Pada saudara-saudara kami di Kolombo, tetaplah kuat, tetaplah tangguh dan tunjukkan bahwa dentuman ledakan hanya bisa menggetarkan dinding bangunan, tapi tak pernah bisa menggentarkan dinding jiwa dan semangat bangsa Sri Lanka," ujar Anies.


"Ya, Sri Lanka akan tetap kokoh, tangguh dan Jakarta berdiri tegak bersama Kolombo!?"

Sebelumnya, saat aksi teror mengguncang kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019), Pemprov DKI Jakarta juga membuat tiga jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman menampilkan lampu yang warnanya menyerupai bendera Selandia Baru.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Duka Sri Lanka adalah duka kita semua...? ? Di hari Minggu, sebuah hari suci bagi umat Kristiani, di Hari Paskah, terjadi ledakan yang mematikan. Delapan ledakan!? ? Ya, delapan ledakan mengguncang kota Kolombo, ibukota Sri Lanka, dan dua kota lainnya. Brutal dan biadab!? ? Kita semua marah dan berduka. Tercatat sampai kini, 290 orang meninggal. Dan lebih dari 400 orang luka-luka. ? ? Kami mengutuk keras kebiadaban ini. Atas nama Pemprov DKI Jakarta dan masyarakat Ibukota, izinkan kami menyampaikan rasa duka amat mendalam. Pada Sri Lanka, pada Kolombo, pada tiap istri, suami, anak, ibu, ayah, dan keluarga dari tiap nyawa yang melayang. Dukamu adalah dukaku, adalah duka kita semua. ? ? Sejak semalam, JPO Gelora dinyalakan warna bendera Sri Lanka selama satu minggu. Sebagai penanda solidaritas Jakarta bersama saudara-saudara kita di Kolombo dan mendoakan semuanya bisa segera kembali pulih seperti sedia kala.? ? Pada saudara-saudara kami di Kolombo, tetaplah kuat, tetaplah tangguh dan tunjukkan bahwa dentuman ledakan hanya bisa menggetarkan dinding bangunan, tapi tak pernah bisa menggentarkan dinding jiwa dan semangat bangsa Sri Lanka.? ? Ya, Sri Lanka akan tetap kokoh, tangguh dan Jakarta berdiri tegak bersama Kolombo!? ? ?#abw ? Foto 2 & 3: Reuters

A post shared by Anies Baswedan (@aniesbaswedan) on Apr 22, 2019 at 4:37pm PDT

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com