Karim pun mengaku tak takut pergi sendirian naik KRL dengan jarak 10 kilometer untuk bisa sekolah.
“Masak seorang tentara takut naik KRL sendirian. Lagian aku hafal jalan kok kak jadi tidak nyasar,” ucap dia.
Setelah lama berbincang-bincang dengan Karim, akhirnya prakarya Karim pun selesai dibuatnya.
Kemudian, ia menuliskan namanya di mahkota tersebut menggunakan spidol.
Setelah ia tuliskan namanya, mahkota yang ia buat itu pun langsung dikenakannya dan ditunjukkan ke neneknya.
Tak terasa, jam dinding menunjukkan pukul 12.00 WIB. Karim dan murid-murid lainnya pun bersiap-siap untuk pulang.
Sebelum pulang, para murid tampak membersihkan sampah-sampah sisa prakarya yang mereka buat.
“Ayok semuanya kita pulang, berdoa dulu ya sebelum pulang,” ucap guru yang mengenakan pakaian koko putih itu.
Setelah semua selesai berdoa dan diperbolehkan pulang, Karim langsung menghampiri neneknya yang tengah menunggunya di kantin samping kelasnya.
Selanjutnya, ia bersama sang nenek berjalan pulang menuju kontrakan barunya di kawasan Depok.
Baca juga: Karim Bocah SD Kini Tak Perlu Bangun Pukul 03.00 untuk ke Sekolah...
Kini, ia tak harus lagi menempuh jarak puluhan kilo untuk bersekolah. Karim kini tinggal di sebuah kontrakan yang berada di seberang sekolahnya.
Kontrakannya itu ia dapat dari Komunitas Indonesia Memberi agar Karim tak perlu jauh lagi apabila berangkat sekolah.
Tempat tinggal Karim bersamaan dengan kios toko dengan pintu rolling door di bagian depan dan samping.
Diana, neneknya Karim, mengatakan, kontrakan sekaligus warung yang diberikan itu akan ia gunakan untuk peluang usahanya.
"Terima kasih Komunitas Indonesia Memberi yang sudah bantu nenek dan Karim, jadi nenek bisa jualan kopi. Semua sudah disiapin, etalase, dagangan semua sudah. Saya cuma bawa baju aja kesini,” ucap dia.
Setelah mendapat sejumlah bantuan, Diana pun berharap sang cucu bisa lebih rajin sekolah lagi agar cita-citanya tercapai.
"Ya pokoknya yang penting Karim makin semangat sekolah, makin rajin juga agar cita-citanya jadi tentara bisa tercapai," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.