Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekapitulasi Pemilu di Jakarta Timur Belum Rampung, Terkendala di Kelurahan Pisangan Timur

Kompas.com - 16/05/2019, 13:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat pleno rekapitulasi hasil Pemilu 2019 tingkat Kota Jakarta Timur masih belum juga dimulai hingga Kamis (16/5/2019) siang setelah diskors pada Rabu (15/5/2019). 

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Timur Wage Wardana mengatakan, rapat pleno belum bisa dimulai karena hasil penghitungan suara pemilihan anggota DPR di Kelurahan Pisangan Timur belum disepakati para saksi.

"Plenonya hanya DPR saja karena Pilpres, DPRD, dan DPD sudah clear, enggak ada masalah. Hanya di DPR saja dan itu hanya di kelurahan Pisangan timur, kelurahan lain enggak ada masalah," kata Wage kepada wartawan di Gedung KNPI, Jakarta Timur, Kamis.

Baca juga: Rekapitulasi di Jakarta Timur Molor lagi, Ketua KPU DKI: Ini di Luar Dugaan

Wage menuturkan, hasil penghitungan suara belum bisa segera disepakati karena ada masalah teknis yang ditemui pada Rabu malam. 

Ia mengatakan, petugas operator sempat meninggalkan lokasi rekapitulasi tanpa memberitahukan judul file rekapitulasi sehingga butuh waktu mencari data. 

"Kami sudah konfirmasi, datanya segera digabungkan langsung di DA 1 sistem kemudian diplenokan di Pulogadung," ujarnya.

Baca juga: KPU: Selama Rekapitulasi, TKN atau BPN Tak Komplain Perolehan Suara

Wage menyebut, pleno di tingkat kecamatan Pulogadung akan dimulai siang ini dan langsung dilanjutkan dengan pleno tingkat kota.

Sebelumnya, rekapitulasi tingkat kota yang mestinya tuntas pada Rabu kemarin molor akibat penghitungan suara di Kecamatan Pulogadung belum kelar hingga Rabu malam.

Akibatnya, proses perhitungan suara ditingkat provinsi yang dijadwalkan rampung pada 15 Mei 2019 terpaksa kembali molor hingga waktu yang tak ditentukan.

Baca juga: Hasil Rekapitulasi Sementara: Prabowo-Sandiaga Unggul di 6 Kecamatan Jakarta Timur

Jadwal itu sendiri merupakan waktu toleransi yang diberikan oleh KPU RI setelah pada Senin (12/5/2019) karena belum selesainya perhitungan di tiga kecamatan di Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com