Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DKI Andalkan Perilaku Hidup Bersih Tangkal Cacar Monyet

Kompas.com - 20/05/2019, 22:52 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepada Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengemukakan, pihaknya belum memiliki kiat khusus untuk menangkal persebaran virus cacar monyet atau monkeypox.

Widyastuti menyebutkan, pihaknya hanya mengandalkan pola hidup bersih dan sehat dari masyarakat.

"Yang penting menekankan ke masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Kami sudah buat semacam media komunikasi di media sosial," ujar Widyastuti di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (20/5/2019) sore.

Baca juga: 4 Hal yang Harus Diketahui tentang Cacar Monyet...

Guna mendukung pola ini, lanjut Widyastuti, ia dan jajarannya telah mengeluarkan edaran kepada suku dinas, rumah sakit, dan puskesmas. Ia berharap, berbagai pelayanan kesehatan punya kewaspadaan ekstra terhadap gejala cacar monyet pada masyarakat.

"Sebab sampai sekarang virus cacar monyet memang belum ditemui di Indonesia dan Jakarta. Sosialisasi, imbauan dan edaran ke jajaran kami sudah dilakukan untuk menambah kewaspadaan," kata Widyastuti.

Namun, lagi-lagi ia menekankan bahwa perilaku bersih dan sehat merupakan kunci untuk menghalau cacar monyet.

"Sosialisasi semua sudah dilakukan, namun yang penting adalah perilaku bersih dan sehat," ia menegaskan.

Widyastuti juga mengakui bahwa masyarakat sama sekali belum dibekali vaksin cacar monyet. Vaksin cacar air yang disuntikkan semasa balita pun tidak sanggup menangkal virus cacar monyet. Sebab, keduanya merupakan virus yang berbeda.

"Ini virus berbeda dengan cacar air yang vaksinnya diberikan saat anak-anak. Sampai sekarang, belum ada vaksinnya di Indonesia," kata Widyastuti.

Pada awal Mei ini, Singapura dihebohkan dengan kasus virus zoonosis langka yang ditularkan ke manusia melalui hewan. Virus itu menyebabkan gangguan kesehatan itu dikenal sebagai cacar monyet atau monkeypox (MPX).

Pembawa virus itu ke Singapura adalah seorang turis asal Nigeria yang datang ke Negeri Singa itu pada 28 April lalu. Dia terbukti mengidap virus itu pada 8 Mei 2019.

Virus tersebut banyak ditemukan di negara-negara Afrika Barat dan Afrika Tengah. Vitus itu menular ke manusia melalui hewan-hewan pengerat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pengunjung di Tebet Eco Park Tertimpa Dahan Pohon Flamboyan

Polisi Sebut Pengunjung di Tebet Eco Park Tertimpa Dahan Pohon Flamboyan

Megapolitan
Supian Suri Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Teruskan ke KASN

Supian Suri Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Teruskan ke KASN

Megapolitan
Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Depok Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Depok Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Megapolitan
Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Megapolitan
Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

Megapolitan
Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Megapolitan
Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Megapolitan
Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Megapolitan
Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Megapolitan
Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com