JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi keluar dari gedung Bawaslu RI di Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) pukul 21.45 sambil melepaskan tembakan peringatan ke udara dengan senjata laras panjang terhadap para demonstran. Tembakan peringatan itu terdengar kurang lebih selama lima menit.
"Sudah, ya sudah, cukup! Ini rumah kita bersama, jangan sampai ada lagi jatuh korban," seru komandan polisi dari mobil pengurai massa.
"Sudah adik-adik, orang tua menunggu di rumah, sudah cukup. Sudah cukup, Indonesia tidak seperti itu. Sudaaaaahhh!" seru komandan itu.
Gas air mata dilepaskan polisi ke arah massa yang kocar-kacir di Jalan Wahid Hasyim arah Gondangdia untuk memecah massa yang sesekali mencoba mendekat bahkan menghampiri pagar kawat berduri yang terpasang di depan barikade Brimob.
Para demonstran yang tunggang langgang masih ada yang nekat melancarkan serangan dengan kembang api ke arah aparat yang berjaga.
Baca juga: Polisi Sita Uang 2.760 Dollar AS dari Provokator Kerusuhan di Bawaslu
Sejumlah titik api di sekitar perempatan Sarinah mulai dipadamkan dengan meriam air polisi.
Hingga pukul 21.50, massa dan polisi masih terlibat saling serang. Sejumlah pasukan Brimob terkena letusan kembang api dan dilarikan dengan menggunakan mobil ambulans.
Para pengunjuk rasa yang tidak puas dengan hasil Pemilu 2019 itu mulai berdemonstrasi sejak kemarin. Unjuk rasa hari ini sesungguhnya sudah bubar selapas magrib tadi tetapi sejumlah orang masih bertahan dan melempar polisi dengan botol bekas, petasan, bahkan bom molotov.
Polisi sebelumnya mengatakan telah menangkap sedikitnya 257 provokator dalam aksi unjuk rasa yang diwarnai kerusukan sejak semalam. Para perusuh dalam aksi unjuk rasa itu diduga merupakan orang bayaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.