Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KCI: Jangan Remehkan Dampak Pelemparan Batu ke Kereta

Kompas.com - 05/06/2019, 15:09 WIB
Vitorio Mantalean,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba menyebut, pelemparan batu ke arah kereta yang tengah melintas bukan main-main. Hal ini bisa berdampak serius terhadap keselamatan penumpang.

"Jangan remehkan dampaknya. Coba, kalau lemparnya ke depan kena masinisnya, bisa berapa kereta (gerbong) yang jadi korbannya?" ujar Anne, ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (5/6/2019) siang.

Beruntung, sejauh ini insiden pelemparan batu ke arah KRL belum memakan korban. Saat insiden terjadi pun, kebetulan penumpang tidak sedang membuka kaca jendela kereta.

Baca juga: Ada Pelemparan KRL di Depok, PT KCI Imbau Penumpang Tidak Buka Jendela

Kendati begitu, Anne mengatakan dampak serius yang diakibatkan pelemparan batu ke arah KRL perlu diketahui secara luas.

Sebab, mayoritas pelaku pelemparan batu ke kereta merupakan kalangan di bawah umur. Mereka bermaksud usil belaka, tanpa mengetahui dampak terburuk yang bisa terjadi akibat perbuatannya.

"Pelaku hanya iseng-iseng, anak kecil," kata Anne.

Pihaknya menyebut senantiasa menggencarkan sosialisasi kepada warga di sekitar rel soal bahaya pelemparan ini.

Mereka mendatangi berbagai pemukiman, masjid, hingga sekolah, untuk menanamkan kesadaran akan bahaya pelemparan ini.

"Makanya kami dekati ada santunan, juga edukasi, karena ada yang nyuruh mereka buat lempar kami juga tidak tahu," ujar dia.

Baca juga: Antisipasi Pelemparan Batu, Pengamanan Jembatan di Atas Tol Diperketat

"Cuma yang namanya sosialisasi sudah kami lakukan ke RT, RW, masjid. Kadang, istilahnya 400 kilometer lebih rel kereta kami butuh dukungan masyarakat untuk jaga keselamatan bersama," imbuh Anne.

"Tentu saja harapannya, meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa ini sangat berbahaya. Sangat berbahaya," kata dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com