Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Polisi yang Marah karena Tak Mau Bayar Teh

Kompas.com - 26/06/2019, 11:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan seorang anggota polisi yang diduga bertugas di Bekasi sedang marah-marah kepada pedagang nasi bebek beredar di media sosial pada Senin (24/6/2019).

Dalam video, oknum polisi tersebut marah-marah karena dirinya tidak mau membayar minuman teh hangat seharga Rp 1.000 yang ia pesan.

Mengetahui hal itu, Kepolisian Kota Bekasi mengungkapkan bahwa pihaknya telah memberikan sanksi kepada polisi yang bersangkutan.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, aksi oknum polisi yang marah-marah kepada pedagang nasi bebek di Bekasi direkam oleh salah satu pengunjung yang juga berada di warung tersebut.

Diketahui, video tersebut diunggah oleh akun Instagram Warung Jurnalis, @warung_jurnalis pada Senin (24/6/2019).

Dalam video berdurasi 1 menit ini, oknum polisi tidak mau membayar minuman teh hangat yang ia pesan seharga Rp 1.000.

Selain itu, anggota polisi itu juga sempat mengancam akan mengusir pedagang nasi bebek tersebut.

"Apa gue usir sekarang, ngerti enggak? Setan lo. Makan kok minum bayar, makan tuh harus ada minum di mana pun, di Padang juga ada minum. Kecuali minum ini (menunjuk kemasan air mineral) harus bayar, ngerti enggak," ujar anggota polisi itu sembari membentak pedagang.

Aksinya ini kemudian viral di media sosial Facebook. Bahkan, salah satu akun Facebook telah membagikan video ini sebanyak 18 kali dan telah direspons sebanyak 62 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Selain itu, pada akhir video, ditampilkan anggota polisi yang marah-marah itu mendapatkan sanksi, yakni ia harus hormat bendera di halaman Polres Bekasi.

Penelusuran Kompas.com:

Kapolres Metro Kota Bekasi Kombes Indarto mengungkapkan bahwa anggota polisi yang tertangkap video itu bernama Aiptu Mursid.

Ia pun menjelaskan bahwa permasalahan antara kedua belah pihak telah diselesaikan secara kekeluargaan.

"Penjual dan yang bersangkutan sudah musyawarah dan yang bersangkutan sudah minta maaf," ujar Kombes Indarto saat dikonfirmasi wartawan pada Selasa (25/6/2019).

Baca juga: Polisi yang Marah-marah karena Teh Rp 1.000 Minta Maaf ke Pedagang Nasi Bebek

Selain itu, Indarto menyampaikan bahwa Aiptu Mursid datang dan meminta maaf kepada pedagang nasi bebek atas sikap marah-marah hanya karena teh hangat yang diminumnya dikenakan biaya Rp 1.000.

Atas aksi marah-marah yang dilakukan Aiptu Mursid, ia mendapatkan sanksi berupa hormat bendera di halaman Polres Kota Bekasi pada Senin (24/6/2019).

"Tindakan disiplin dan tindakan fsik, salah satunya (hormat bendera)," ujar Kombes Indarto.

Baca juga: Polisi yang Marahi Pedagang Nasi Bebek Dihukum Hormat Bendera

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com