Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Kebakaran Kebon Kacang yang Tokonya Dijarah Orang Tidak Dikenal

Kompas.com - 01/07/2019, 13:54 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Linawati (66), seorang pedagang sembako di Jalan Jati Bundar, Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang tampak terduduk lesu di depan warungnya sambil meratapi bangunannya yang habis dilalap si jago merah pada Minggu (30/6/2019) kemarin.

Linawati mengaku, kebakaran itu membuatnya merugi hingga lebih dari Rp 500 juta.

Ia bercerita, saat toko sembakonya terbakar, segelintir orang tidak dikenal memanfaatkan situasi itu untuk menjarah tokonya.

"Pas anak saya ke sini sekitar pukul 05.00 WIB, pintu gudang udah kebuka. Barang dagangan saya dijarah sama mereka, ada bumbu masak, terus barang sembako, kacang-kacang di dalam karung, minuman-minuman kemasan yang dikarung-karungin di belakang diambilin semua," ucapnya saat ditemui, Senin (1/7/2019).

Hanya beberapa barang yang tersisa yang dapat ia selamatkan hari ini untuk dijualnya. Menurut dia, saat kebakaran terjadi, toko sembakonya sudah dipenuhi sejumlah warga di depan dan belakang tokonya.

Baca juga: Mengais Rezeki dari Puing Bekas Kebakaran di Kebon Kacang

"Wah udah enggak keliatan lagi siapa yang jarah, pokoknya di depan udah penuh banget pas anak saya ke sini (toko),” ujar Linawati.

Ia menyayangkan, musibah yang menimpanya saat itu malah dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab.

Padahal, pada Jumat (28/6/2019) lalu ia baru saja menyetok barang-barang sembako di tokonya.

"Sedih banget sih, baru banget nyetok barang. Tapi mau gimana lagi ya, udah rencana Tuhan," kata Linawati.

Sama hal dengan Linawati, Bobby (63), pemilik toko sembako lainnya juga ikut dijarah orang yang tidak dikenal.

Ia mengatakan, dari kebakaran itu ia merugi hingga Rp 1 miliar. Meski tak tahu banyak barang dagangannya apa saja yang dijarah, ia mengaku telah mengikhlaskannya.

Menurut pemberitahuan para karyawannya, barang dagangan Bobi saat itu dijarah lewat pintu belakang dan depan tokonya.

Baca juga: Cerita Warga Tanah Abang yang Tak Sempat Selamatkan Barang Saat Kebakaran

"Ya saya dengar (barang dagangannya ada yang dijarah), tapi saya udah ikhlas lah. Toh juga udah tidak ada lagi yang tersisa dari toko sembako saya, kalaupun ada udah tidak bisa dijual lagi,” ujar Bobi.

Ia mengatakan, dirinya akan secepatnya membangun kembali toko sembakonya itu untuk menyambung hidup.

"Pastilah saya bangun lagi, semoga sih dapat bantuan dari pemerintah. Tapi kalau enggak ya buka toko kecil-kecilan dululah," kata Bobi.

Sementara Kapolsek Tanah Abang AKBP Lukman mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan terkait penjarahan tersebut.

Meski demikian, pihaknya akan menyelidiki siapa pelaku yang menjarah beberapa toko sembako itu.

“Belum kami terima laporan penjarahan itu. Kalau ada laporan demikian kami akan menyelidiki siapa pelakunya dan meminta keterangan para korban,” tuturnya.

Sebelumnya, kebakaran yang menghanguskan 66 bangunan milik warga di Jalan Jati Bunder, RT 16 Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Minggu (30/6/2019) dini hari diduga terjadi akibat korsleting listrik.

"Penyebabnya korsleting listrik, tapi kita belum tahu dari titik korsleting awalnya," kata Lurah Kebon Kacang, Aiman Abdul Latif, di Jakarta, Minggu.

Api menjadi cepat meluas karena sebagian besar bangunan yang terbakar merupakan bangunan semipermanen, selain itu daerah itu padat bangunan, rumah dan toko di lokasi kejadian dinding-dindingnya berdempetan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com