Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkebun di Kanal Banjir Timur, Sekali Panen Untung Rp 450.000

Kompas.com - 02/07/2019, 05:30 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

Ubay mengatakan tak butuh modal besar untuk jadi petani di BKT, hanya perlu meluangkan waktu dan tenaga untuk menggemburkan tanah agar bisa ditanami.

Biasanya ia menanam kangkung dan sawi, terlebih dua tanaman itu memiliki nilai jual yang lumayan.

Untuk membeli satu kilogram bibit kangkung ia cukup mengeluarkan uang Rp 35.000, sementara sawi Rp 20.000 per kilo.

"Satu kilo kangkung kalau panen bisa dapet Rp 300.000, lumayan buat tambahan," kata dia.

Begitu pula dengan Roni Kurniawan, pekerjaan sehari-harinya adalah sopir ojek online. Namun pada pagi hingga sore, Roni adalah petani di Kanal Banjir Timur.

Berbeda dengan Ubay, ia sengaja menanam cabai untuk kebutuhan dapur. Tujuan utamanya, meminimalkan pengeluaran kebutuhan sehari-hari.

Saat harga cabai tinggi terutama ketika bulan puasa, ia tak perlu risau layaknya mayoritas warga lainnya. Roni hanya tinggal memetik di kebun buatannya di bantaran kali.

"Kita mah tinggal metik aja. Yang lain ngeributin harga, kita aman dan damai aja dah," kata dia.

Ia menjelaskan, dengan ditanaminya berbagai macam tanaman dan tumbuhan, bantaran kali yang awalnya kumuh, secara perlahan menyumbang nilai estetika keindahan sungai.

Perubahan itu juga berpengaruh pada pola hidup masyarakat yang awalnya tidak peduli, kini merasa saling memiliki.

Mereka sadar apabila membuang sampah maupun limbah secara sembarangan akan berdampak pada lingkungan sekitarnya.

Maka dari itu, kata dia, pemanfaatan lahan produktif di bantaran telah memberikan napas baru bagi kehidupan warga di sepanjang Kanal Banjir Timur.

"Sekarang banyak warga yang punya sampingan pendapatan. Bahkan ada yang keluar kerja untuk fokus jadi petani di sini," kata dia.

Tidak ada sistem kepemilikan sah untuk bisa bercocok tanam di Kanal Banjir Timur. Semua orang bisa memanfaatkannya.

Terlebih keuntungan dari Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ini selain menambah penghasilan dari penjualan cabai dan sayuran, juga menjadi momentum bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat menjaga dan merawat sungai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com