Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pencari Suaka di Kalideres, Antara Masalah Sosial hingga Kemanusiaan

Kompas.com - 04/07/2019, 05:20 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

Merawat harapan

Saat siang hari, anak-anak berusia enam hingga 17 tahun "nongkrong" di depan warung dengan bermain gawai maupun sekedar ngobrol menunggu bantuan datang.

Sementara orangtua mereka tiduran di gedung tak terpakai itu.

Dari balik tirai kain, muncul seorang laki-laki yang fasih menggunakan bahasa Indonesia. Laki-laki itu bernama Mohammad Ali yang berusia 25 tahun asal Afganistan.

Ali mengaku telah tinggal di Indonesia sejak 2014. Ia kabur dari negaranya untuk menghindari konflik yang berkepanjangan.

Ia datang sendirian karena ayah dan ibunya meninggal akibat perang.

"Saya dari Afganistan ke India lalu ke Malaysia dan transit di Indonesia," kata dia.

Ali adalah salah satu dari sejumlah pengungsi dan pencari suaka yang menunggu di Indonesia sebelum ditempatkan kembali di negara baru.

Indonesia hanya bisa menjadi tempat transit sementara, sebelum UNHCR menentukan negara ketika yang akan mengadopsi seorang pengungsi.

Cerita pun berlanjut. Ali berasal dari etnis Hazara, etnis yang dimusuhi oleh etnis Pasthun.

Saat berada di negara asalnya, etnis Pasthun tak segan-segan untuk melukai bahkan membunuh Hazara.

"Teman-teman saya jadi korban, banyak yang meninggal," kata dia.

Hingga lima tahun bergelantung pada nasib tak jelas di Indonesia, ia bersama yang lainnya masih tetap merawat harapan untuk bisa pergi ke negeri impian.

Negeri yang membuka pintu secara terbuka bagi pengungsi dan pencari suaka.

"Aku ingin bisa ke Australia atau New Zealand (Selandia Baru) ataupun Amerika. Di sana aku mungkin bisa bekerja dan mendapatkan pendidikan," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com