Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kata Betawi Bermula dari Perang Tahi?

Kompas.com - 12/07/2019, 14:27 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Asal-usul nama Betawi punya berbagai versi. Ada yang mengatakan betawi bermula dari perang antara tentara Belanda dan tentara Mataram yang menggunakan tahi. Ujaran "mambet (bau) tahi" kemudian dipelesetkan menjadi "Betawi".

Namun, benarkah demikian?

"Cerita itu lebih banyak story ketimbang history," kata sejarawan Betawi JJ Rizal kepada Kompas.com, Kamis (11/7/2019).

Baca juga: Asal-usul Kata Betawi, Strategi Tahi Pasukan Belanda yang Heroik 

Seperti diketahui, tentara Mataram berusaha merebut Batavia dari tangan Belanda pada 1628 dan 1629. Karena kalah di serangan pertama, tentara Mataram menyerang kembali dan membuat repot tentara Belanda.

Kala itu, benteng Maagdelijn yang letaknya di sudut tenggara kota dikepung dan dihujani meriam dan api. Pasukan Mataram juga menyeberangi parit dan menaiki tembok benteng dengan menggunakan tangga dan tali rotan.

Di benteng tersebut, serdadu Belanda tersisa 15 orang tanpa sebutir peluru. Mereka gemetaran dan sangat takut. Dalam situasi terjepit itu, salah seorang tentara Belanda tiba-tiba mendapat ide.

Ia berlari mengambil tahu dengan sebuah panci dan menumpahkannya ke bawah ke arah tentara Mataram. Kotoran itu pun menimpa kepala, muka, dan bahkan menempel di sebagian tubuh pasukan penyerang.

Langkah itu segera ditiru tentara Belanda lain. Mereka mengambil tahi entah dari mana lalu melemparnya ke pihak musuh.

Lantaran tidak tahan dengan baunya, bala tentara Mataram berusaha menghindari dan lari kocar-kacir.

"Mambet (bau) tahi! Mambet tahi!," teriak mereka sambil berlari. Konon, dari teriakan itulah kemudian muncul istilah sekaligus lahirnya kata "Betawi".

Menurut JJ, cerita ini kemudian dipopulerkan oleh banyak orang termasuk Sir Thomas Stamford Bingley Raffles yang dulu pernah menjadi Gubernur-Letnan Hindia Belanda.

"Jadi populer lalu dianggap sebagai kebenaran sejarah karena dikutip oleh Raffles, sementara itu juga menjadi bagian dari cerita pertunjukan teater tradisi, seperti ketoprak," ujar JJ.

Transliterasi dari Batavia

Menurut JJ, sebelum pertempuran itu, nama Betawi sudah ada. Beberapa sumber lokal telah menggunakan sebutan Betawi. Betawi kerap ditulis sebagai transliterasi Batavia.

Lidah masyarakat lokal kesulitan menyebut kata Batavia, lalu meluncurlah kata Betawi yang lebih mudah diucapkan.

Sementara, kata Batavia yang disematkan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen pada 1619 menggantikan nama Sunda Kelapa merujuk pada sebuah wilayah bernama Batavia di era Romawi. Wilayah itu berada di sekitar kota Nijmegen, Sekarang wilayah itu disebut Betuwe.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com