Menjadi keluarga
Mario sangat paham jika para penyandang disabilitas perlu ruang untuk diterima dan dianggap seperti orang biasa di lingkungan masyarakat.
Dia tidak mau ada pembeda atau gap antara mereka yang normal dan penyandang disabilitas. Apalagi, antara atasan dan bawahan.
Maka dari itu, dia berusaha membudayakan beberapa kebiasaan untuk membangun keakraban antara pemilik dan pegawai. Salah satunya dengan “Pizza Day”.
“Setiap Kamis ada Pizza Day. Jadi para pemilik sama karyawan suka kabur ke belakang makan pizza bareng, enggak harus pizza sih, kadang-kadang juga martabak,” kata dia.
Tidak hanya keakraban di antara pemilik, Mario juga berusaha membangun keakraban antara pelanggan dan karyawan. Salah satunya dengan memberikan donat gratis jika ada karyawan yang ulang tahun.
“Contohnya waktu barista kami Andika ulang tahun, tiba–tiba kami kasih donat ke pelanggan. Mereka bilang ‘Saya enggak pesan donat’, tapi kami jelasin kalau ini promo karena salah satu barista kami ulang tahun. Ketika pulang banyak pelanggan yang kasih selamat ke Andika,” katanya.
Cita–cita terakhir
Dia sadar betul masih banyak kaum disabilitas yang membutuhkan lapangan pekerjaan. Hal itu dia sadari ketika posisi karyawan Kafe Sunyi dibanjiri ratusan pelamar.
Berdasarkan semangat itu, dia berniat membuka cabang lagi di beberapa daerah, tentu dengan konsep yang sama, mempekerjakan karyawan penyandang disabilitas.
“Karena Kafe Sunyi ini masih kecil. Sunyi harus buka lebih banyak lagi, perbesar konsep,” ucap dia.
Ada cita–cita akhir yang ingin digapai Mario beserta para pendiri Kafe Sunyi lain, yakni membangun sebuah museum.
Museum ini nanti berisi karya-karya tangan para penyandang disabilitas.
Semangat membangun museum pun sama dengan ketika dia mendirikan Kafe Sunyi. Dia ingin menunjukkan kepada masyarakat luas jika tidak ada alasan untuk mendiskriminasi atau memandang sebelah mata kaum disabilitas.
Mereka berhak diperlakukan sama, mendapat hak yang sama, dan dihargai layaknya orang biasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.