Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Lama di TPST Bantargebang Akan Diolah Jadi Energi Pengganti Batu Bara

Kompas.com - 31/07/2019, 12:43 WIB
Nursita Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan perusahaan semen akan mengolah sampah-sampah yang sudah lama menumpuk di TPST Bantargebang, Bekasi, menjadi energi pengganti batu bara.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi volume sampah dan memperpanjang masa pakai TPST Bantargebang yang diperkirakan tidak bisa lagi menampung sampah pada tahun 2021.

"Nanti sampah lama di Bantargebang diolah untuk kemudian dapat dijadikan energi pengganti batu bara," ujar Kepala Unit Tempat Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (31/7/2019).

Menurut Asep, pengolahan sampah itu akan dimulai tahun ini. Dinas Lingkungan Hidup bersama perusahaan semen sedang mengobservasi kondisi sampah lama di TPST Bantargebang.

Baca juga: Antisipasi Bantargebang Overload, DKI Akan Kelola Sampah di Dalam Kota

Kondisi sampah lama di sana diharapkan memenuhi kriteria untuk diolah menjadi energi pengganti baru bara.

"Mudah-mudahan bisa diterima oleh Holcim, karena kan untuk pabrik semen itu mereka butuh batu bara, sementara batu bara kan sumber daya alam yang memang ada batasnya," kata dia.

Asep menyampaikan, cara yang nantinya akan dilakukan adalah mengeruk sampah-sampah lama yang menumpuk di TPST Bantargebang. Sampah itu kemudian diangkut dan diolah menjadi energi pengganti batu bara.

"Kami sedang melakukan pilot project di tahun ini, yaitu melakukan penambangan sampah. Jadi, sampah yang lama itu kita keduk (keruk), kita tambang," ucap Asep.

Pengolahan sampah itu merupakan salah satu upaya untuk mengurangi volume sampah di TPST Bantargebang.

Baca juga: 2021, Bantargebang Diprediksi Tak Mampu Tampung Sampah Jakarta

Sebab, Dinas Lingkungan Hidup harus berupaya memperpanjang masa pakai TPST Bantargebang sampai fasilitas pengolah sampah atau intermediate treatment facility (ITF) di Jakarta selesai dibangun.

"Ini optimalisasi TPST Bantargebang. Kita dituntut untuk bisa bagaimana caranya supaya usia TPST Bantargebang itu bisa diperpanjang, minimal sampai ITF itu terbentuk," tuturnya.

Pemprov DKI melalui badan usahanya, PT Jakarta Propertindo, diketahui sudah melakukan groundbreaking pembangunan ITF Sunter untuk mengolah sampah.

Namun, ITF Sunter diperkirakan baru rampung pada 2022 dan hanya mampu mengolah 2.200 ton sampah per hari, sementara sampah yang dihasilkan Jakarta mencapai 7.500 ton per hari.

Oleh karena itu, Pemprov DKI juga rencananya akan membangun beberapa ITF lainnya di dalam kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com