Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi D Minta Pemprov Segera Buat Kajian untuk Terapkan Hujan Buatan di Jakarta

Kompas.com - 01/08/2019, 15:06 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Iman Satria meminta agar Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta segera menyiapkan hasil kajian dan analisa mengenai data wilayah beserta data terkini Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) di DKI Jakarta.

Hal ini agar hujan buatan di DKI Jakarta bisa segera diterapkan dalam musim kemarau ini.

"Karena kita juga perlu tahu kajian-kajian teknisnya seperti apa dan Dinas LH yang pasti lebih tahu soal teknis hujan buatan. Kalau rencana hujan buatan sah-sah saja kita support lah untuk menangkal kemarau yang begini panjang supaya udara itu tidak terlalu polusi," ucap Imam saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/8/2019).

Ia menyebut Komisi D sudah melakukan koordinasi dengan Dinas LH mengenai adanya hujan buatan.

Dinas LH sendiri berjanji akan memberikan hasil kajian tersebut kepada Komisi D minggu depan.

Baca juga: Udara Jakarta Buruk, Ketua DPRD DKI Imbau Anies Buat Hujan Buatan

"Kita sudah tanya-tanya rencana itu sudah diberitahu mereka bahwa ada beberapa langkah yang Pak Anies mau ambil. Iya nanti itu diberikan oleh DLH minggu depan," kata dia.

Iman juga meminta agar Pemprov DKI Jakarta melakukan berbagai terobosan agar bisa meredam polusi udara terutama saat musim kemarau.

"Penting banget harus dilakukan. Apapun juga yang terobosan-terobosan lain yang memungkinkan menurunkan polusi juga harus dilakukan. Ini salah satunya," tambahnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya pernah mempertimbangkan opsi menciptakan hujan buatan untuk mengurangi polusi udara pada awal Juli lalu.

Opsi ini dibahas untuk digunakan selama tiga bulan ke depan saat musim kering di Jakarta.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyebut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menawarkan modifikasi cuaca dengan hujan buatan.

BPPT kemudian menerbitkan siaran pers yang menyebut akan membuat hujan buatan dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) pada pertengahan Juli. Tujuannya untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.

Baca juga: Kasus Polusi Udara Jakarta, Apa yang Digugat Koalisi Ibukota?

"Gubernur DKI Jakarta sudah beri lampu hijau dan meminta agar TMC dilaksanakan paling cepat setelah tanggal 10 Juli dan paling lambat sebelum periode anak sekolah masuk pasca-libur," ujar Kepala BPPT Hammam Riza, Kamis (4/7/2019).

Ada tiga skenario TMC yang bisa dilakukan, yakni penyemaian awan, penghilangan lapisan inversi, dan penyemprotan air baik dengan pesawat atau dari darat.

Gubernur Anies kemudian merespons dengan menyebut BPPT terlalu terburu-buru memberikan informasi kepada publik terkait rencana hujan buatan ini.

Sebab, saat itu, hujan buatan dengan TMC masih dikaji.

"Soal hujan, nanti sesudah matang baru diumumkan. Menurut saya BPPT offside tuh, jadi sebelum matang, sebelum semuanya siap baru kita (umumkan). Kalau kita hanya menjadi perdebatan saja," ucap Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com