Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Cerita Dini Temukan Sampah Sampo Jadul Saat Bersih-bersih Pantai Ancol

Kompas.com - 21/08/2019, 07:39 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yuni Fajar Riandini atau yang biasa disapa Dini (36) menemukan sampah plastik sampo yang diperkirakan berusia belasan tahun di Pantai Timur Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.

Dini menemukan sampah plastik tersebut saat mengikuti kegiatan bersih-bersih sampah bertajuk "Menghadap Laut 2.0," pada Minggu (18/8/2019) lalu.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari acara Pandu Laut Nusantara yang dicetuskan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti secara serentak di 74 lokasi di Indonesia dan diiikuti oleh sekitar 74 ribu peserta.

Dini mengikuti program tersebut karena prihatin dengan kondisi laut khususnya di Jakarta yang tercemar sampah.

Baca juga: Derita Keluarga Korban Obat Kedaluwarsa: Istri Sakit, Suami Dipecat, hingga Belum Bayar Kontrakan

"Pas kita sampai di sana, aku daftar. Aku kebagian ngambilin sampah kategori plastik lunak," kata Dini saat dihubungi, Selasa (20/8/2019).

Contoh dari sampah plastik lunak yang ditugaskan diberikan kepada Dini yaitu kemasanan makanan atau minuman, kresek, dan lainnya.

Setelah kebagian tugas tersebut ia mulai memunguti sampah-sampah di bibir pantai yang jaraknya 1 meter dari pinggir laut.

Saat sedang memunguti sampah ia menemukan plastik kemasan sampo Sunsilk yang diperkirakan dari tahun 90-an.

Baca juga: Walhi Minta Pemrov DKI Segera Terapkan Peraturan Pengurangan Sampah Plastik

Plastik pertama yang ditemukan Dini merupakan sampo Sunsilk berwarna hitam dengan tulisan "Shampoo Sunsil Urang Aring" ukuran 7 mililiter.

Sementara yang kedua berupa kemasan sampo Sunsilk Egg bewarna kuning dengan ukuran yang sama.

Ia pun mengunggah gambar kedua kemasan sampo jadul tersebut di akun Instagram miliknya @dini.anr.

Dini mengaku terakhir melihat sampo tersebut sekitar tahun 1995 ketika ia masih duduk di bangku SD. Bahkan seingatnya, ia juga pernah menggunakan sampo tersebut.

"Itu tuh sampo zaman aku kecil, jadi kayak gila ini sudah lama banget," ujarnya.

Tak berenti di situ, dia pun menceritakan temuan sampah-sampah jadul lainnya di lokasi pantai tersebut.

Saking banyaknya temuan, ia tidak sempat lagi untuk mengabadikan gambar dari sampah-sampah plastik tersebut.

sampah sampo Sunsilk yang diperkirakan nerasal dari tahun 90an yang ditemukan Dini saat bersih-bersih pantai AncolDok. Yuni Fajar Riandini sampah sampo Sunsilk yang diperkirakan nerasal dari tahun 90an yang ditemukan Dini saat bersih-bersih pantai Ancol

"Banyak, bungkus bumbu Indomie, terus bungkus-bungkus permen yang sekarang sudah enggak dijual, sudah enggak ada, kayak permen stik segitiga gitu deh. Terus yang paling banyak kayak bungkus bumbu penyedap gitu, kayak Royco, Masako, itu banyak banget," ujarnya.

Dengan temuan-temuan tersebut seolah menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi dirinya. Sebab, sampah-sampah plastik yang terus menumpuk setiap harinya akan diwariskan ke generasi-generasi berikutnya.

Hal tersebut bisa terjadi karena sampah plastik membutuhkan waktu kurang lebih 100 tahun agar bisa terurai.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Solusi Baru untuk Sampah Plastik

"Jadi sebenarnya sedih sih. Jadi kalau kita biang sampah sekarang, kebayang enggak 20-30 tahun lagi dunia udah kayak apa? Sampah semua isinya. Karena sampah tahun segitu aja masih ada," ucap Dini.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk sadar akan dampak dari sampah plastik dengan melakukan hal-hal sederhana seperti penggunaan botol minum isi ulang, penggunaan tas belanja, dan sebagainya.

"Jad paling enggak kita sudah mengambil peran mengurangi sampah," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com