Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Riyanni Jangkaru soal Material Instalasi Gabion dan Bantahan Pemprov DKI

Kompas.com - 26/08/2019, 08:32 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun instalasi gabion atau bronjong sebagai pengganti instalasi bambu getih getah di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.

Material instalasi gabion adalah batu. Gabion merupakan batu berbagai ukuran yang disusun dan ditahan menggunakan rangka besi. Ada tiga instalasi yang diletakkan secara berdampingan.

Rumput hijau serta bunga bugenvil putih dan merah menghiasi bagian atas instalasi gabion. Tanaman sansevieria (lidah mertua), lollipop, dan bugenvil yang dapat menyerap polusi udara ditanam di sekitar instalasi itu.

Baca juga: Gabion, Instalasi Batu Seharga Rp 150 Juta yang Tuai Pro Kontra...

Pemprov DKI mengucurkan anggaran Rp 150 juta untuk membuat instalasi tersebut.

Dikritik Riyanni Djangkaru

Pemerhati lingkungan Riyanni Djangkaru menyampaikan, bebatuan yang disusun menjadi instalasi gabion adalah batu karang. Dia mengetahui bahwa itu batu karang setelah mengeceknya langsung ke Bundaran HI.

Mantan presenter acara Jejak Petualang itu mengkritik penggunaan batu karang tersebut.

"Pas saya dekati, kelihatan memang sebagian besar pola-pola skeleton karang itu terlihat cukup jelas. Kalau dilihat langsung, kita langsung ngeh," ujar Riyanni, Sabtu (24/8/2019).

Riyanni mengatakan, batu karang itu digunakan sebagai jalan setapak menuju instalasi gabion dan susunan bebatuan dalam instalasi gabion.

Dia menyebutkan, ada beberapa jenis batu karang yang digunakan, seperti brain coral (karang otak), massive coral, dan ada beberapa jenis lainnya.

Riyanni juga menyampaikan kritikannya itu lewat akun Instagram-nya, @r_djangkaru. Dia mempertanyakan penggunaan batu karang tersebut.

Baca juga: Riyanni Djangkaru Kritik Penggunaan Batu Karang dalam Instalasi Gabion

Sebab, konservasi terumbu karang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Riyanni dihubungi anak buah Anies

Karena kritikannya itu, Riyanni mengaku telah dihubungi anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yakni anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Naufal Firman Yursak dan Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta

Dosen Geologi FMIPA UI Asri Oktavioni (berkerudung) dan Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati di depan instalasi gabion di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2019)KOMPAS.COM/RYANA ARYADITA UMASUGI Dosen Geologi FMIPA UI Asri Oktavioni (berkerudung) dan Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati di depan instalasi gabion di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2019)
.

Naufal menyampaikan Pemprov DKI ingin berkomunikasi dengan Riyanni soal instalasi gabion. Sementara Suzi menerima masukan dari Riyanni dan mengaku tidak mengetahui bahwa itu batu karang.

"Beliau bilang gini, dia tidak tahu bahwa yang dia taruh itu adalah batu karang. Yang dia tahu, ketika proyek itu disetujui, pembangun proyek itu memesan batu tersebut dari toko batu dan itu yang dikirim oleh toko batunya," kata Riyanni mengutip keterangan Suzi.

Menurut Riyanni, Pemprov DKI harus menyampaikan ke publik soal asal muasal batu karang tersebut beserta buktinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com