Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Penumpang KRL Marah Disebut Nenek, Ini Penjelasan KCI

Kompas.com - 09/09/2019, 21:22 WIB
Sherly Puspita,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan pertikaian antara dua penumpang di KRL ramai dibicarakan di media sosial baru-baru ini.

Video ini disebarkan oleh sejumlah akun instagram, salah satunya @drama.kereta pada Minggu (8/9/2019).

Dalam akun tersebut tergambar seorang wanita paruh baya menjejakkan kakinya ke arah penumpang lainnya.

"Bu, jangan ngajak ribut dong," ujar penumpang tersebut sambil menghindari jejakan kaki wanita paruh baya tersebut.

Penumpang tersebut kemudian menjelaskan bahwa dirinya hanya ingin menawarkan kepada wanita paruh baya tersebut untuk duduk di samping seorang anak kecil. Penumpang itu mengira anak tersebut adalah cucu si wanita paruh baya.

"Kenapa kau panggil aku nenek," sebut wanita paruh baya tersebut.

"Sok cantik kau," tambahnya.

Baca juga: Syarat Dapat Pin Ibu Hamil Harus Punya KMT Diprotes, PT KCI Tak Akan Ubah Peraturan

Tak lama kemudian petugas keamanan KRL datang untuk melerai keduanya.

Melihat penggalan video tersebut, banyak warganet yang kemudian mengira wanita paruh baya itu tersinggung karena disebut "nenek". 

Dikonfirmasi terkait hal ini, VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, pertikaian tersebut terjadi sekitar 3 bulan yang lalu.

Menurutnya pertikaian terjadi di dalam kereta relasi Jakarta Kota-Bogor.

Anne mengatakan, menurut keterangan petugas yang berada di lokasi, pertikaian tersebut terjadi karena kesalahpahaman. 

"Petugas mendatangi terus menurut keterangan penumpang yang lebih muda, ia tidak sengaja nginjek kaki nenek. Dia minta maaf, kemudaian ada percekcokan," ujar Anne ketika dihubungi Kompas.com, Senin (9/9/2019).

Baca juga: Dukung Pin Ibu Hamil, Penumpang KRL: Kalau Ada yang Pakai, Langsung Kasih Duduk

Menurutnya, setelah dilerai, penumpang yang lebih muda dipindahkan ke gerbong lain untuk menjaga situasi tetap kondusif.

Anne menambahkan, pihaknya tak mendapatkan informasi jika pertikaian terjadi karena wanita paruh baya tersebut tersinggung karena disebut "nenek". 

Ia juga mengaku tak mendapatkan informasi jika penumpang tersebut berniat memberikan tempat duduk untuk anak kecil yang disangka cucu si wanita paruh baya.

"Mungkin ada niat juga memberikan tempat duduk. Tapi kan yang namanya di commuter line kan hampir setiap hari, kadang kena tas juga tersinggung. Kadang rambut kena tas atau apa tersinggung dan marah. Ini kan karena sudah masuk sosmed," papar Anne.

Menurutnya, pihaknya tak berfokus pada penyebab pertikaian, namun prosedur-prosedur untuk menyelesaikan konflik.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com