JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pemilik usaha pembakaran arang batok dan peleburan timah di Cilincing, Jakarta Utara Mudin Pati (52) mengatakan, apa yang dikeluhkan warga sekitar mengenai gangguan kesehatan yang mereka alami tidak masuk akal.
Pasalnya, Mudin mengaku keluarganya yang sudah berpuluh tahun tinggal di sana tidak pernah mengalami gangguan kesehatan akibat asap tersebut.
"Ya kalau masalah itu kan enggak masuk akal. Oleh karena kalau alasannya asap itu bisa sakit atau bisa menyakitkan itu anak saya dua orang lahir di tengah-tengah asap. Alhamdulillah sehat sampai sekarang," kata Mudin kepada wartawan, Jumat (13/9/2019).
Bahkan, saat ini ia sudah memiliki cucu yang juga tinggal di lokasi tersebut dan tak pernah mengalami gangguan pernafasan.
Baca juga: Diprotes Warga, Pemilik Usaha Pembakaran Arang di Cilincing Minta Dicarikan Lokasi Baru
Meski begitu ia mengaku tidak begitu mengerti masalah polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran arang tersebut.
"Kalau masalah polusi kita enggak bisa perkirakan, intinya enggak pakai pembukuan," ucapnya.
Mudin kemudian menjelaskan bahwa apa yang mereka lakukan saat ini hanyalah mencari sesuap nasi untuk menghidupi keluarganya.
Jika memang tidak diizinkan untuk berusaha di lokasi tersebut, dia minta pemerintah bisa mencarikan lokasi baru untuk mereka.
Baca juga: Dinas Kesehatan dan Pendidikan Diminta Bantu Sekolah yang Terdampak Asap Industri di Cilincing
Sebelumnya diberitakan, puluhan lapak industri pembakaran arang dan alumunium yang kerap mengeluarkan asap tebal dan bau menyengat ini dikeluhkan oleh warga sekitar.
Bahkan, salah seorang guru SDN Cilincing 07 pagi berinisial S mengalami pneumonia akut. Diduga penyakit gangguan pernapasan itu disebabkan oleh paparan asap pembakaran arang dan peleburan timah yang tak jauh dari sekolah tersebut.
Atas peristiwa tersebut, para wali murid pun mengkhawatirkan kondisi kesehatan dari anak-anak mereka yang bersekolah di sana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.