Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Dokter Mangku Sitepoe Bantu Obati Pasien dengan Tarif Murah

Kompas.com - 18/09/2019, 10:46 WIB
Hilel Hodawya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Mangku Sitepoe (84) adalah sosok yang mengabdikan diri untuk melayani masyarakat berpenghasilan rendah di Jakarta. Setiap hari Rabu dan Sabtu, ia praktek di Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan St. Tarsisius, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Pasien yang datang berobat hanya dikenakan biaya Rp 10.000.

Sebelum menjadi dokter umum, Dokter Mangku memulai pendidikannya untuk menjadi dokter hewan di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Keinginannya untuk mengobati manusia dimulai ketika setelah lulus, ia ditempatkan kembali ke kampung halamannya untuk praktek sebagai dokter hewan.

Baca juga: Kisah Dokter Mangku Sitepoe, Dokter yang Dibayar Rp 10.000

Pada saat itu, banyak sanak keluarganya yang datang dan minta untuk berobat. Padahal, saat itu Dokter Mangku bukanlah dokter umum.

Namun, dia tetap memenuhi permintaan mereka.

Ruang tunggu pasien di Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan St. Tarsisius, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.KOMPAS.com/HILEL HODAWYA Ruang tunggu pasien di Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan St. Tarsisius, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Karena di sana belum ada dokter manusia, ada hanya satu. Jadi mereka berobat sama saya semua," tutur Dokter Mangku.

Awalnya, Dokter Mangku menggagas klinik pengobatan gratis bernama Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan St. Yohanes Penginjil pada tahun 1995. Saat itu, pengobatan sepenuhnya gratis dan pasien tidak dikenakan biaya apa pun.

Baca juga: Kisah Relawan Penyapu Ranjau Paku, Terkumpul 3,5 Ton hingga Diancam Dibunuh

Akan tetapi, beberapa orang menyalahgunakan niat baik Dokter Mangku untuk memberi pengobatan secara cuma-cuma.

"Banyak di antara pasien yang datang ke sana tidak sakit. Kita tahu, liat orang ini kok begini, tapi kita kasih (obat) juga," cerita Dokter Mangku.

Kemudian, obat yang diberikan malah dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Saat hal itu diketahui, diputuskanlah untuk mematok biaya pengobatan sebesar Rp 2.500.

Baca juga: Kisah Siswi SMP yang Belajar Sambil Berjualan Bakpao di Pom Bensin Tangerang

Seiring berjalannya waktu, biaya berobat kepada Dokter Mangku terus berkembang dan saat ini menjadi Rp 10.000. 

Dokter Mangku percaya keinginan untuk menolong orang lain akan membuahkan hasil yang baik. Kepercayaan kuatnya membuat ia bertahan untuk mengabdi selama bertahun-tahun hingga saat ini.

"Saya kira kita ingin berbuat untuk sesama, banyak juga yang ingin memperhatikan kita," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com