JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam surat pamitan yang disita polisi dari rumah terduga teroris di Jalan Belibis V, RT 13/RW 04, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, pelaku berencana meledakkan bom di kantor polisi.
"Berdasarkan tulisan tangan di surat yang kami temukan, dia akan meledakkan bom di kantor kepolisian," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto di lokasi, Senin (23/9/2019).
Namun, tidak tertulis secara pasti kantor polisi mana yang diincar oleh terduga teroris bernama MA (20) itu.
Budhi juga menyebutkan bahwa MA akan mengebom kantor polisi dalam waktu dekat.
Baca juga: VIDEO: Polisi Ledakkan Bom Aktif yang Diambil dari Rumah Terduga Teroris di Cilincing
"Hal ini kalau terlihat dari bahan yang sudah siap, tentunya masuk akal bahwa dia sudah menyiapkan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Kantor polisi mana tidak disebutkan, hanya dia pamit dan dia siap meledakkan," kata Budhi.
Sebelumnya diberitakan, polisi menggeledah sebuah rumah terduga teroris di Cilincing.
Dari rumah terduga teroris bernama MA tersebut ditemukan berbagai bahan pembuat bom.
Selain itu ditemukan juga sebuah bom aktif yang kemudian diledakkan oleh Tim Densus 88 di sebuah lahan kosong tak jauh dari lokasi.
Penangkapan terduga teroris terjadi di beberapa lokasi di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Bekasi pada Senin (23/9/2019).
Di Cilincing, polisi menemuk bom aktif yang tersimpan di rumah. Saat ini, polisi masih memindahkan bom tersebut. Warga di sekitar lokasi diminta untuk menjauh.
Sementara di Bekasi, tim Densus Antiteror menangkap dua orang. Keduanya diketahui merupakan pasangan suami-istri.
Di Jakarta Barat, satu orang diamankan.
Polisi mengungkap penangkapan ini terkait dengan sel teroris Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok ini sudah berencana melakukan peledakan. Namun, belum diketahui pasti target dari kelompok ini.
Baca juga: Polisi Temukan Surat Perpisahan dari Kediaman Terduga Teroris di Cilincing
Adapun JAD dibentuk pada 2014 dengan tokoh Aman Abdurrahman. Saat itu, Aman mengumpulkan sejumlah pengikutnya di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Di sana, Aman mengungkapkan butuh adanya sebuah wadah untuk mendukung daulah Islamiyah yang ada di Suriah dengan melakukan kegiatan penyebaran dakwah khilafah, melaksanakan hijrah, dan berjihad.