Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Benhil Semprotkan Air Bantu Mahasiswa yang Terkena Gas Air Mata dari Depan DPR

Kompas.com - 24/09/2019, 17:48 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa mahasiswa yang berdemonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, dipukul mundur pihak kepolisian dengan menggunakan water cannon, flare, hingga tembakan gas air mata.

Massa mahasiswa yang tadinya demonstrasi hingga memadati area depan pagar Gedung DPR/MPR RI dan ruas tol dalam kota Cawang-Grogol, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019), langsung lari berhamburan untuk menghindari tembakan gas air mata.

Pantauan Kompas.com, tak sedikit dari massa mahasiswa yang berlari menuju arah Bendungan Hilir (Benhil). Mereka tampak mengalami iritasi mata akibat efek gas air mata.

Kondisi seperti itu membuat warga Benhil tergerak untuk menyemprotkan air guna mengurangi rasa perih akibat efek gas air mata.

Baca juga: Polisi Tembakkan Gas Air Mata, Mahasiswa Lari ke Arah Benhil

"Air pak, minta air pak," kata beberapa mahasiswa yang berharap pertolongan.

Segera saja warga setempat menyemprotkan air ke arah para mahasiswa itu dengan selang dari rumahnya.

Selain itu, sekitar empat hingga orang mahasiswa yang lari ke arah Benhil ini terlihat terluka dan sesak napas. Ada pula yang berdarah.

Mereka yang terluka dan sakit ini langsung dibawa oleh teman-temannya menggunakan sepeda motor.

Saat ini, mahasiswa menyelematkan diri ke arah tepian rumah warga di dekat RSAL Mintohardjo. Warga tampak membantu mahasiswa dengan melemparkan botol-botol air minum.

Baca juga: Diminta Pulang, Mahasiswa di Bandung Bertahan dan Bakar Pembatas Jalan

Pantauan Kompas.com di lapangan, bentrok antara mahasiswa dengan polisi bermula dari upaya mahasiswa menerobos masuk ke dalam gedung DPR.

Mereka memanjat pagar dan menggoyang-goyangkan pagar tersebut.

Polisi yang sudah berjaga di balik pagar langsung mengerahkan mobil water canon. Water canon pun ditembakan ke arah mahasiswa.

Baca juga: Kerusuhan Pecah di Depan DPR, Polisi Berkali-kali Tembakan Gas Air Mata ke Massa

Mahasiswa berjatuhan. Tak selesai di situ, polisi lalu menembakkan gas air mata berkali-kali ke arah mahasiswa.

Mahasiswa kemudian berhamburan menghindar. Beberapa di antaranya melawan dengan melampar polisi dengan batu dan botol minum.

Saat ini, kondisi kembali kondusif. Namun, mahasiswa masih berupaya menerobos gedung DPR lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com